REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Facebook menghapus tulisan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menangguhkan fasilitas "chatbot" yang dioperasikan oleh halamannya karena melanggar kebijakan privasi.
Menurut surat kabar The Jerusalem Post, Facebook mengambil langkah tersebut setelah halaman Netanyahu meminta detail pribadi warga berusia di atas 60 tahun yang tidak mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Pada Kamis (21/1), akun Netanyahu di Twitter dan Facebook mempublikasikan seruan bagi warga berusia di atas 60 tahun untuk mendapatkan vaksinasi. Sejauh ini, data Kementerian Kesehatan Israel menyebutkan lebih dari 2,5 juta warga Israel telah menerima vaksin tersebut.
"Sesuai dengan kebijakan privasi kami, kami tidak mengizinkan konten yang membagikan atau meminta informasi medis seseorang," kata Facebook dalam pernyataan yang dikutip oleh surat kabar tersebut.
Partai Likud Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Netanyahu bermaksud membantu dalam kampanye kesadaran untuk melakukan vaksinasi dan untuk meyakinkan warga berusia di atas 60 tahun yang masih ragu-ragu untuk menerima vaksin.
*Ahmed Asmar berkontribusi pada berita ini dari Ankara