REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara anggota Uni Eropa akan berinvestasi besar dalam kapasitas uji deteksi COVID-19. Peningkatan kapasitas ini menyusul kemunculan varian baru virus yang kini menyebar di blok dan negara luar.
"Saat ini, jumlah tes untuk varian-varian baru ini sangat rendah, yakni hanya 1 persen, tujuan kami adalah meningkatkannya hingga 10 persen dari jumlah hasil tes positif," kata Duta Besar EU untuk Indonesia Vincent Piket, dalam kegiatan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Selasa (26/1).
Menurut dia, angka itu adalah peningkatan yang luar biasa dan tentunya akan memberikan basis ilmiah yang baik untuk mengkaji bagaimana varian-varian baru itu berkembang. Selain pada pengujian COVID-19, EU juga berupaya meningkatkan kapabilitas dan dan peralatan untuk proses pengurutan genom. Uni Eropa ingin memastikan bahwa blok itu dapat mendeteksi jumlah yang cukup untuk kasus varian baru tersebut.
"Yang dilakukan oleh Uni Eropa, khususnya Komisi Eropa, adalah memasok negara-negara anggota dengan peralatan untuk hal tersebut (pengujian dan peningkatan kapabilitas, red) serta dengan memperkuat jaringan laboratorium dan pertukaran informasi antarnegara anggota," ujar Piket.