REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menanggapi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang akan targetkan vaksinasi bagi masyarakat pada April 2021. Menurutnya, vaksinasi tersebut harus terstruktur dan dijelaskan vaksin apa yang akan digunakan.
"Ya saya setuju untuk vaksin dilakukan secara cepat. Namun, pemerintah harus menyampaikan dengan jelas tentang vaksin apa yang digunakan dan setelah divaksin apa yang harus dilakukan. Hal ini harus dilakukan agar masyarakat memahami vaksin dan tetap melaksanakan gerakan 5M," katanya saat dihubungi Republika, Ahad (31/1).
Kemudian, ia melanjutkan vaksin bukanlah solusi tunggal. Sebab, sampai saat ini belum ada data sampai kapan vaksin tersebut bertahan. Maka dari itu, pemerintah jangan mengabaikan testing, tracing dan treatment (3T).
"Jangan terlalu fokus dengan vaksin dan mengabaikan 3T. Jika ini dilakukan nantinya banyak yang meninggal dalam perjalanan ini. Tetap jalanin 3T, 5M dan vaksin. Gimana caranya semua bisa berjalan tanpa diabaikan," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah menargetkan proses vaksinasi terhadap tenaga kesehatan dapat diselesaikan pada akhir Februari.
"Diharapkan sampai akhir bulan ini kita sudah bisa melakukan vaksinasi kepada 500 ribu tenaga kesehatan, sehingga target 1,5 juta tenaga kesehatan kita bisa selesaikan pada akhir Februari," kata Menkes Budi dalam webinar bertema "Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Bangkit" yang dipantau virtual dari Jakarta, Sabtu (30/1).
Setelah vaksinasi tenaga kesehatan selesai, pemerintah akan mulai melakukan penyuntikan vaksin Covid-19 terhadap petugas layanan publik, seperti TNI dan Polri. Menkes Budi mengharapkan pada awal Maret proses vaksinasi untuk petugas layanan publik sudah bisa mulai dilakukan, sehingga akhir April proses vaksinasi terhadap masyarakat umum sudah bisa dimulai.