REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini sudah mengirim komponen pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC ke Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan hal tersebut dilakukan karena terkait dengan investigasi yang dilakukan terhadap komponen autothrottle pesawat tersebut.
"Sistem autothrottle ini mendapatkan 13 parameter dari sistem lain," kata Soerjanto dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Rabu (3/2).
Soerjanto menegaskan, hingga saat ini KNKT belum memberikan kesimpulan atau hasil analisa. Tetapi, lanjut Soerjanto, KNKT akan menunggu hasil dari cockpit voice recorder (CVR) dan beberapa komponen yang dikirim ke AS dan Inggris.
"Karena dari komponen itu terkait kenapa dan apa yang rusak yang mana dari 13 parameter ini yang membuat perubahan di autothrottle," jelas Soerjanto.
Di sisi lain, Soerjanto mengatakan, proses investigasi selanjutnya yang dilakukan yakni melakukan penelitian terhadap beberapa komponen. Dia menyebutkan, komponen tersebut yakni autothrottle computer, auto throttle actuator assembly, ground proximity warning system (GPWS), dan flight control computer.
"Untuk GPWS, kita temukan dan ambil memori chip dan pasang di unit yang kondisinya baik di pabriknya dan kita baca apa yang ada saat-saat terakhir dan mengunduh info yang diperlukan mengetahui masalah yang terjadi," ungkap Soerjanto.
Dia menambahkan, KNKT juga mewawancarai manajemen Sriwijaya Air. Lalu dilanjutkan, melakukan simulasi kecelakaan menggunakan simulator penerbangan dari pabrikannya di AS.