Sabtu 06 Feb 2021 20:58 WIB

Pesan Epidemiolog ke Pemerintah Jelang Libur Imlek

Pembatasan mobilitas saat liburan, seperti Imlek, dinilai penting.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Calon pembeli memilih pernak pernik Imlek yang dijual di Pasar Glodok, Jakarta, Sabtu (6/2/2021). Jelang perayaan Imlek pada 12 Februari mendatang, pedagang di lokasi tersebut mengaku penjualan tahun ini anjlok hingga 90 persen dibandingkan tahun lalu akibat pandemi COVID 19.
Foto: Antara/Reno Esnir
Calon pembeli memilih pernak pernik Imlek yang dijual di Pasar Glodok, Jakarta, Sabtu (6/2/2021). Jelang perayaan Imlek pada 12 Februari mendatang, pedagang di lokasi tersebut mengaku penjualan tahun ini anjlok hingga 90 persen dibandingkan tahun lalu akibat pandemi COVID 19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penularan Covid-19 di Indonesia diprediksi akan bertambah setelah libur tiga hari saat Imlek. Penambahan bisa terjadi bila tak diambil langkah tegas oleh pemerintah.

"Itu tergantung pemerintah, pemangku kepentingan sudah tahu kok apa yang harus dilakukan dan tidak perlu diajari lagi. Sebenarnya saran saya sejak dulu sama, bagaimana membatasi mobilitas penduduk kalau mau menekan kasus," kata Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono saat dihubungi Republika, Sabtu (6/2).

Baca Juga

Ia meminta pemerintah jangan memikirkan ekonomi. Jika pemerintah masih memikirkan ekonomi maka penularan kasus akan terus terjadi. Seharusnya, dia melanjutkan, kesehatan jadi nomor satu.

Bila pemerintah tidak berubah dan kasus terus bertambah, masyarakat yang terinfeksi semakin banyak dan bisa meninggal dunia. Ia menambahkan, penuhnya kapasitas tempat tidur di rumah sakit membuat orang yang terinfeksi bisa saja tidak mendapatkan penanganan medis rumah sakit (RS) karena penuhnya pasien.

Terkait menambah tempat tidur, Pandu mengatakan tidak mungkin karena tempat tidur di rumah sakit kini sudah melebihi kapasitas. Kemudian, pasien yang tidak mendapatkan penanganan medis di fasilitas kesehatan ini kemudian bisa meninggal dunia, bisa di lobi, IGD rumah sakit.

"Artinya, tingkat kematian jadi tinggi," ujarnya.

Kalau banyak yang meninggal dunia, ia meminta pemerintah menyediakan lahan permakaman baru.

"Kini saya menunggu pemerintah akan mengambil kebijakan apa. Saya sudah bosan memberikan saran tetapi pemerintah tidak pernah mendengar," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement