REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh meminta Amerika Serikat (AS) dan komunitas internasional membantu menghentikan proyek permukiman E1 di dekat Yerusalem. Menurutnya, proyek tersebut dapat merusak solusi dua negara.
Dilaporkan laman Asharq Al-Awsat, saat berbicara pada sesi kabinet, Selasa (16/2), Shtayyeh mengungkapkan, pembangunan E1, yang mencakup 12 ribu unit permukiman, berarti mengisolasi Yerusalem dari Lembah Yordania dan memisahkan Tepi Barat utara dari wilayah selatannya.
Dia memperingatkan lembaga Keren Kayemeth LeIsrael Jewish National Fund (KKL-JNF) akan aktif di Tepi Barat dan Yerusalem untuk merebut lebih banyak tanah Palestina. Shtayyeh mendesak warga Palestina waspada terhadap upaya perampasan tanah mereka.
Shtayyeh mengungkapkan KKL-JNF terdaftar di Inggris, AS, dan Israel. Ia berperan sebagai badan amal penerimna sumbangan yang membebaskannya dari pajak. Mereka secara ilegal menggunakan dana tersebut untuk membangun permukiman.