Jumat 19 Feb 2021 15:51 WIB

KPK Respons Gugatan Praperadilan MAKI

MAKI menilai, KPK mengabaikan sekitar 20 izin penggeledahan berkenaan kasus bansos.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
Ali Fikri
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Ali Fikri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merespon permohonan praperadilan yang dilakukan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI). Pengajuan Praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu dilakukan berkaitan dengan perkara suap bantuan sosial (bansos) Covid-19 yang kini tengah ditangani KPK.

"KPK menghormati hak masyarakat termasuk tentu Boyamin Saiman dalam ikut mengawasi proses penyelesaian penyidikan perkara dugaan korupsi di Kemensos tersebut," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri di Jakarta, Jumat (19/2).

Ali mengatakan, proses penyidikan saat ini masih terus dilakukan oleh tim penyidik KPK. Kata dia, penyidikan dilakukan dengan memanggil saksi terkait untuk melengkapi pembuktian unsur pasal dalam berkas perkara.

Dalam permohonannya, MAKI menilai, KPK telah mengabaikan sekitar 20 izin penggeledahan berkenaan dengan kasus tersebut. KPK dinilai juga tidak kunjung melakukan panggilan terhadap Ihsan Yunus meskipun sudah melakukan penggeledahan dan rekonstruksi yang mengungkapkan keberadaan politisi PDIP itu dalam perkara.

Terkait hal tersebut, Ali menjelaskan, penggeledahan merupakan bagian dari strategi penyidikan dalam upaya pencarian kelengkapan alat bukti. Sehingga, tentu mengenai tempat dan waktu kegiatan termasuk informasi yang dikecualikan menurut UU.

Dia mengatakan, penggeledahan maupun pemanggilan seseorang sebagai saksi adalah kebutuhan penyidikan. Menurutnya, pemanggilan tersebut bukan dilakukan karena ada permintaan maupun desakan dari pihak lain.

"Jadi kami tegaskan sama sekali tidak ada penghentian penyidikan untuk penanganan perkara dimaksud," katanya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement