Rabu 24 Feb 2021 00:35 WIB

Wiku: Tren Kesembuhan Naik di Daerah PPKM

Sejumlah wilayah seperti DKI, Jabar, Bali, dan Jatim tren sembuhnya alami kenaikan.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Ilustrasi
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan tingkat kesembuhan cenderung mengalami tren kenaikan di tujuh provinsi yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). PPKM yang sekarang sudah masuk tahap ketiga menurutnya menunjukkan dampak baik.

"Perkembangan kesembuhan cenderung mengalami tren kenaikan meskipun bervariasi waktunya," ujar Wiku dalam konferensi pers Satgas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta pada Selasa (23/2).

DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali dan Jawa Timur menunjukkan tren kenaikan tingkat kesembuhan saat memasuki tahap ketiga PPKM di tingkat kabupaten/kota. Sementara DI Yogyakarta dan Banten menunjukkan tren kenaikan pada tahap II PPKM.

Namun, tingkat kesembuhan di Jawa Tengah cenderung datar dan bahkan menunjukkan sedikit penurunan pada tahap ketiga PPKM tingkat kabupaten/kota.

Melihat hal itu, Wiku menegaskan bahwa pelaksanaan PPKM yang sudah memasuki tahap ketiga menunjukkan dampak positif terhadap tren kesembuhan.

Baca juga : Baju Nyaman dan Outer Paling Digemari Saat Pandemi

Hal itu dibuktikan dengan persentase kesembuhan yang mengalami kenaikan, seperti di DKI Jakarta dari 89,22 persen sebelum PPKM menjadi 94,36 persen per 19 Februari 2021, Banten dari 52,43 persen menjadi 72,97 persen, D.I. Yogyakarta dari 66,31 persen menjadi 75,60 persen.

"Tentunya dengan upaya pelaksanaan PPKM Mikro ke hingga tingkat RT/RW dapat semakin mempercepat penanganan pasien positif Covid-19 sehingga menjaga agar persentase kesembuhan ini dapat terus meningkat," kata Wiku.

Dia berharap pelaksanaan PPKM Mikro dapat mendorong kenaikan tren kesembuhan, terutama untuk daerah yang belum mengalami kenaikan signifikan dan yang turun persentasenya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement