Senin 01 Mar 2021 14:13 WIB

AS Peringatkan Kampus Waspada Militer China Curi Teknologi

China membantah tuduhan mencoba mencuri penelitian AS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang siswi di AS sedang menggunakan teknologi virtual saat belajar (ilustrasi).
Foto: VOA
Seorang siswi di AS sedang menggunakan teknologi virtual saat belajar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komisi Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) merekomendasikan agar kampus mengambil langkah-langkah untuk mencegah teknologi sensitif dicuri oleh militer China. Rekomendasi ini muncul hasil dari penangkapan lima peneliti China tahun lalu.

Komisi Keamanan Nasional untuk Kecerdasan Buatan (NSCAI), yang dipimpin oleh mantan ketua Google Eric Schmidt, akan memberikan keterangan untuk laporan terakhirnya kepada Kongres pada Senin (1/3). Bagian baru tentang penelitian kampus ditambahkan ke draf akhir yang menampilkan banyak rekomendasi di berbagai bidang termasuk persaingan dalam kecerdasan buatan dan rantai pasokan semikonduktor.

Baca Juga

Rekomendasi baru datang ketika AS melanjutkan dengan penuntutan setidaknya lima peneliti China yang ditangkap tahun lalu di berbagai kota di seluruh AS. Mereka ditahan atas tuduhan penipuan visa karena tidak mengungkapkan hubungan dengan militer China.

Mereka yang ditangkap di antaranya mantan sarjana tamu Stanford University di bidang neurologi, Chen Song. Dia menghadapi dakwaan termasuk menghalangi keadilan, penghancuran catatan, dan membuat pernyataan palsu kepada lembaga pemerintah. Dia mengaku tidak bersalah atas dakwaan pekan lalu di Pengadilan Distrik AS Distrik Utara California.

"Dr. Song adalah seorang dokter. Dia di sini untuk melakukan penelitian medis yang akan menguntungkan para korban stroke di AS seandainya dia diizinkan untuk menyelesaikan pekerjaannya,” kata pengacaranya, Ed Swanson.

Kasus lain melibatkan peneliti tamu di UC Davis School of Medicine, Juan Tang, peneliti tamu di UC San Francisco yang sedang mengerjakan proyek yang berkaitan dengan metabolisme dan obesitas, Xin Wang. Selain itu, mahasiswa PhD yang mempelajari AI dan pembelajaran mesin di Indiana University di Bloomington,  Kaikai Zhao. Selanjutnya, peneliti yang bekerja sebagai peneliti di departemen matematika UCLA, Lei Guan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement