REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melakukan revitalisasi tata kelola Kawasan Candi Borobudur menjadi kawasan cagar budaya berkelas dunia. Hal ini diutarakan dalam sesi diskusi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim bersama tim Balai Konservasi Borobudur (BKB), di Magelang, Jawa Tengah.
Nadiem menjelaskan, misi yang akan dicapai dalam dua hingga tiga tahun ke depan salah satunya adalah perlu mengembangkan dan menguatkan narasi hebat Candi Borobudur sesuai dengan Outstanding Universal Value (OUV) dan budaya yang melingkupinya. Harapannya, Kawasan Candi Borobudur menjadi tujuan utama wisatawan mancanegara apabila berkunjung ke Indonesia selain dari Bali.
"Mari kita jadikan Candi Borobudur sebagai panggung kekayaan budaya dan kebhinekaan Indonesia," kata Nadiem, dalam keterangannya, Ahad (14/3).
Tim Kelompok Kerja Warisan Dunia BKB, Yenni Supandi menyampaikan pembangunan rencana Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur perlu dilakukan sesuai dengan imbauan UNESCO. Nadiem berpendapat, dalam pengembangan dan pemanfaatan Kawasan Candi Borobudur harus memperhatikan unsur yang dibutuhkan cagar budaya kelas dunia.
Menurutnya, beberapa pembangunan yang sedang direncanakan perlu didalami dan disempurnakan. Hal ini penting agar nilai-nilai yang terkandung di dalam Kawasan Candi Borobudur dan budaya luhur yang melingkupinya dapat kita pertahankan dan lindungi sepanjang masa.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Aspek Pengembangan BKB, Ari Swastikawati menyampaikan di Indonesia belum ada mata kuliah jurusan Pelestarian Cagar Budaya. Sehingga menyulitkan pengembangan dan perlindungan cagar budaya.
Ari berharap untuk di masa mendatang Balai Konservasi Borobudur dapat menjadi pusat konservasi cagar budaya di Indonesia. Langkah-langkah menuju arah tersebut sudah mulai dilakukan dengan menyusun kajiannya.
Nadiem menambahkan, program Kampus Merdeka dapat mendukung riset ataupun proyek konservasi yang akan dikembangkan dengan melakukan kolaborasi bersama perguruan tinggi yang memiliki mata kuliah jurusan konservasi ataupun sejenis. Namun, kata Nadiem, definisi konservasi perlu diperluas tidak hanya konservasi fisik seperti bebatuan, namun juga konservasi budaya secara menyeluruh.