Selasa 16 Mar 2021 14:26 WIB

Ilmuwan Kembangkan Kain yang Bisa Berkomunikasi

Ilmuwan membuat tenun sebagai material elektronik generasi mendatang.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilmuwan mengembangkan kain yang bisa dipakai untuk berkomunikasi.
Foto: Fudan University
Ilmuwan mengembangkan kain yang bisa dipakai untuk berkomunikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Profesor di departemen teknik makromolekuler di Universitas Fudan Shanghai, Huisheng Peng dan timnya membuat kain yang dapat berkomunikasi. Kain ini bisa dipakai, dilipat dan dicuci, tetapi juga mampu menampilkan pesan atau gambar, bahkan digunakan dengan keyboard.

Peng, sebagai pemimpin tim, percaya hal itu bisa merevolusi komunikasi dan membantu individu dengan kesulitan suara, bicara atau bahasa untuk mengekspresikan diri mereka pada orang lain.

Baca Juga

“Kami berharap bahan serat tenun akan membentuk elektronik generasi mendatang dengan mengubah cara kita berinteraksi dengan perangkat elektronik,” kata Peng kepada AFP, dilansir dari Japan Today, Senin (15/3).

Perangkat elektronik yang dapat dikenakan telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi ada batasan untuk sebagian besar produk yang ada.

Peng dan rekan-rekannya telah menghabiskan satu dekade untuk memikirkan cara-cara untuk meningkatkan teknologi yang ada. Mereka bereksperimen dengan material yang berbeda. Terobosan datang setelah memeriksa struktur tekstil dan cara benang berpotongan satu sama lain di lungsin dan benang pakan dari sebuah anyaman.

Benang lungsin adalah benang yang memanjang kearah panjang kain. Sedangkan benang pakan merupakan benang yang melintang kearah lebar kain.

Tim memutuskan mencoba membuat titik cahaya yang sangat kecil di tempat pertemuan serat kain tenun. Untuk membuat titik-titik cahaya yang kecil ini, mereka membutuhkan lengkungan bercahaya dan benang pakan konduktif yang dapat dijalin bersama dengan kapas atau serat serupa.

Setelah menguji kombinasi yang berbeda, mereka memasang benang lusi berlapis perak yang dilapisi dengan komposit bercahaya dan benang pakan konduktif yang dipintal dari sejenis gel. Kedua bahan itu ditenun dengan kapas menjadi sepotong kain dengan panjang enam meter dan lebar 25 sentimeter.

Menerapkan arus listrik menyebabkan lapisan pada benang berlapis perak menyala di tempat yang bersentuhan dengan serat gel konduktif. Jumlah daya yang dibutuhkan untuk menerangi materi tampilan dibatasi, tidak menghasilkan pemanasan yang signifikan. Menurut pengujian,  kain tersebut bertahan dari sejumlah uji tekanan.

Kain tersebut dibiarkan di udara terbuka selama sebulan, melewati 100 siklus cuci-dan-kering, serta dilipat 10 ribu kali, semuanya tanpa kehilangan kecerahan. Studi tersebut mengatakan kain itu dapat menggunakan baterai atau bahkan menggunakan energi matahari.

Peng melihat berbagai pilihan, termasuk tampilan lengan dinamis, misalnya memungkinkan pengemudi untuk melihat peta GPS di lengan mereka saat bergerak. Namun ia berharap materi tersebut juga dapat membantu masyarakat dalam mengatasi kesulitan berkomunikasi karena masalah kesehatan atau kendala bahasa.

Dalam satu percobaan dengan kain tersebut, mereka mengumpulkan gelombang otak dari sukarelawan yang telah memainkan permainan mobil balap atau bermeditasi. Ini sebagai gambaran seseorang dalam keadaan stres atau santai.

Saat dipasangkan dengan prosesor, gelombang kemudian dapat diterjemahkan ke dalam pesan yang ditampilkan di kain dengan tulisan “santai” atau “cemas”. Peng mengatakan ada beberapa peningkatan pada kain yang sekarang akan dikerjakan tim, termasuk membuat tampilan lebih cerah, resolusi lebih jelas dan titik luminescent tersedia dalam lebih banyak warna.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement