Kamis 18 Mar 2021 00:13 WIB

Brasil Tunjuk Menteri Kesehatan Baru

Brasil sudah menunjuk 4 menteri kesehatan selama pandemi.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang petugas kesehatan memegang jarum suntik vaksin Sinovac untuk COVID-19 saat seorang wanita menunggu untuk mendapatkan suntikan pertamanya di quilombo Kalunga Vao de Almas di pinggiran Cavalcante, negara bagian Goias, Brasil, Selasa, 16 Maret 2021.
Foto: AP/Eraldo Peres
Seorang petugas kesehatan memegang jarum suntik vaksin Sinovac untuk COVID-19 saat seorang wanita menunggu untuk mendapatkan suntikan pertamanya di quilombo Kalunga Vao de Almas di pinggiran Cavalcante, negara bagian Goias, Brasil, Selasa, 16 Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA — Presiden Brasil Jair Bolsonaro menunjuk Menteri Kesehatan baru untuk negara itu. Bolsonaro menggantikan Eduardo Pazuello sebagai kepala Departemen Kesehatan Brasil dengan Marcelo Queiroga. Ini menjadi keempat kalinya selama pandemi COVID-19 negara Amerika Latin itu telah mengganti menteri kesehatan.

“Saya melakukan percakapan yang baik dan menurut pemahaman saya, ia (Queiroga) memiliki apa yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan melanjutkan semua yang telah dilakukan Pazuello sejauh ini,” ujar Bolsonaro dalam sebuah pernyataan, dilansir BNN Bloomberg, Selasa (16/3).

Baca Juga

Sebelum Pazuello, ada Luiz Henrique Mandetta dan Nelson Teich yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan Brasil. Keduanya memiliki latar belakang medis. Keduanya memutuskan untuk mundur dari jabatan setelah perselisihan dengan Bolsonaro mengenai aturan-aturan yang diterapkan selama pandemi COVID-19.

Diantara aturan yang menjadi perselisihan diketahui adalah tentang penerapan jarak sosial dan perawatan kesehatan khusus untuk COVID-19. Pazuello telah menjabat sejak Mei 2020.

Tekanan untuk menggantikan Pazuello yang pernah menjadi seorang ahli logistik di Angkatan Darat Brasil meningkat dalam beberapa pekan terakhir, menyusul gelombang baru wabah COVID-19 di negara itu. Brasil melaporkan lebih dari 75.000 kasus infeksi virus dan 2.000 kematian per hari, di mana jumlah ini melampaui India yang memiliki populasi enam kali lebih besar.

Saat ini sejumlah rumah sakit di seluruh Brasil dilaporkan tidak memiliki ruang untuk lebih banyak pasien. Lonjakan kasus COVID-19 di negara itu dilaporkan semakin tinggi dengan aturan  di jarak sosial yang longgar dan varian baru yang lebih menular, yang pertama kali ditemukan di Manaus.

Awal tahun ini, pasien di salah satu rumah sakit di Manaus meninggal karena alat bantu oksigen habis. Hal ini telah memicu penyelidikan Mahkamah Agung Brasil atas tindakan Pazuello sebagai menteri kesehatan yang kemudian merusak reputasinya.

Pazuello juga telah menghadapi kritik keras atas promosi chloroquine dan obat lain yang tidak terbukti melawan COVID-19, namun diyakini olehnya dan Bolsonaro. Ia juga melarang pembelian vaksin dari Sinovac Biotech dengan alasan perusahaan ini berasal dari Cina.

Kurangnya pasokan vaksin di Brasil sebagian besar dinilai akibat Pazuello. Hal ini sekaligus menambah kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi terbesar negara Amerika Selatan itu.

Percakapan dengan perusahaan farmasi termasuk Pfizer Inc telah berlarut-larut selama berbulan-bulan. Hal ini meninggalkan Brasil dengan sedikit kesempatan mendapatkan pasokan vaksin COVID-19 dalam jumlah cukup. Kementerian Kesehatan telah berulang kali mengurangi jumlah dosis yang diharapkan tersedia pada Maret, mendorong kongres untuk meminta tanggapan formal dan membiarkan negara bagian dan kota-kota mencoba untuk membeli sendiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement