REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, penurunan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani mulai hingga di bawah patokan harga pemerintah mulai terjadi di sejumlah daerah. Itu terjadi seiring masuknya masa panen raya yang masih berlangsung hingga April 2021.
"Apakah sekarang terjadi panen raya? Ini kami pantau melalui petugas di lapangan yang dilapor ke Jakarta, betul harga turun hingga di bawah HPP (harga pembelian pemerintah)," kata Suwandi dalam sebuah diskusi, Kamis (25/3).
Sebagaimana diketahui, HPP GKP di tingkat petani sebesar Rp 4.200 per kg. Suwandi mengatakan, wilayah kecamatan yang mengalami penurunan harga hingga di bawah HPP terus bertambah.
Suwandi mengatakan, pada 13 Maret 2021 ada 310 kecamatan di 85 kabupaten mengalami penurunan harga gabah hingga di bawah HPP. Kemudian pada 22 Maret 2021, bertambah menjadi 501 kecamatan di 85 kabupaten.
"Terakhir, kemarin tanggal 24 Maret 2021 ada 459 kecamatan di 85 kabupaten yang turun harga gabahnya. Ini kita pantau terus," ujarnya.
Penurunan harga gabah kebanyakan terjadi di provinsi yang memiliki sentra produski dengan produksi tinggi. Seperti misalnya di Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan NTB.
Oleh karena itu, Suwandi memastikan, Kementan sudah bekerja sama dengan lintas lembaga di setiap daerah maupun perusahaan penggilingan padi untuk terus menyerap gabah petani. Selain itu, Kementan telah bersurat secara resmi kepada Perum Bulog untuk segera melakukan pembelian gabah petani.
Menurutnya, Bulog saat ini sudah meneken perjanjian di sejumlah daerah untuk membeli gabah petani. Di Banten misalnya, pembelian gabah disekapati sebanyak 35 ribu ton, kemudian di Yogyakarta 74,7 ribu ton, Jambi sebanyak 8.000 ton dan Lampung 25 ribu ton.
Di Jawa, perjanjian kerja sama pembelian juga terus dilakukan. Suwandi mencontohkan seperti di Sragen akan dibeli gabah petani oleh Bulog sebanyak 17,5 ribu ton, Karanganyar 15 ribu ton, Boyolali 24 ribu ton, Nganjuk 26,5 ribu ton, Brebes dan Tegal masing-masing 11 ribu ton, serta Indramayu 750 ton.
"Ini bergerak di semua kabupaten, kecamatan-kecamatan supaya ada penyerapan yang baik. Kita sudah turun dan menolong petani agar jangan sampai harga jatuh sampai ke bawah HPP," katanya.