Senin 29 Mar 2021 21:25 WIB

WHO: Asal-Usul Covid-19 Butuh Studi Lebih Lanjut

Sempat beredar teori Covid-19 disebabkan oleh kebocoran virus dari laboratorium.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
WHO: Asal-Usul Covid-19 Butuh Studi Lebih Lanjut. Marion Koopmans, dari tim Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara selama konferensi pers bersama yang diadakan di akhir misi WHO di Wuhan di provinsi Hubei China tengah pada hari Selasa, 9 Februari 2021.
Foto: AP/Ng Han Guan
WHO: Asal-Usul Covid-19 Butuh Studi Lebih Lanjut. Marion Koopmans, dari tim Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara selama konferensi pers bersama yang diadakan di akhir misi WHO di Wuhan di provinsi Hubei China tengah pada hari Selasa, 9 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan, semua hipotesis tentang asal-usul SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 tetap terbuka dan membutuhkan studi lebih lanjut. Hal itu dia sampaikan setelah membaca hasil penyelidikan misi WHO ke Wuhan, China. 

"Semua hipotesis terbuka, dari apa yang saya baca dari laporan, serta memerlukan studi lengkap dan lebih lanjut," kata Ghebreyesus dalam konferensi pers pada Senin (29/3). 

Baca Juga

Sebelumnya Associated Press (AP) berhasil memperoleh salinan draf tentang hasil studi bersama WHO dan China tentang asal-usul SARS-Cov-2 penyebab Covid-19. Di dalamnya dijelaskan, skenario paling mungkin terkait rantai penyebaran adalah virus dibawa kelelawar, kemudian ditularkan ke manusia lewat hewan lain. Tim mengusulkan penelitian lebih lanjut di setiap area, kecuali hipotesis kebocoran laboratorium.

Para peneliti membuat daftar empat skenario dalam urutan kemungkinan. Mereka menyimpulkan penularan melalui hewan kedua sangat mungkin terjadi.

Mereka mengevaluasi kemungkinan penyebaran langsung dari kelelawar ke manusia. Penyebaran melalui produk makanan "rantai dingin" mungkin terjadi, tapi cukup mustahil.

Kerabat terdekat dari virus penyebab Covid-19 telah ditemukan pada kelelawar, yang diketahui membawa virus corona. Namun laporan tersebut mengatakan, jarak evolusioner antara virus kelelawar ini dan SARS-CoV-2 diperkirakan beberapa dekade. Hal itu menunjukkan adanya hubungan yang hilang.

Disebutkan virus yang sangat mirip telah ditemukan di trenggiling. Cerpelai dan kucing juga rentan terhadap virus Covid, yang menunjukkan mereka bisa menjadi pembawa.

Tim WHO yang diutus menyelidiki asal-usul Covid-19 tiba di Wuhan, China pada 14 Januari lalu. Sebelum melakukan misinya, mereka menjalani isolasi terlebih dulu selama dua pekan. Terdapat beberapa tempat yang dikunjungi tim WHO selama proses penyelidikan.

Pertama adalah rumah sakit Wuhan yang paling awal menangani pasien Covid-19. Mereka juga menyambangi pasar tradisional Huanan, tempat yang diduga kuat menjadi rantai awal penularan Covid-19.

Selain itu, tim WHO turut mengunjungi Institut Virologi Wuhan. Seperti diketahui, sempat beredar teori bahwa Covid-19 disebabkan oleh kebocoran virus dari laboratorium di institut tersebut. Namun China telah membantah hal itu. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement