Selasa 30 Mar 2021 15:32 WIB

Benarkah Terduga Teroris yang Ditangkap Terkait FPI?

Polisi masih menyelidiki kaitan terduga teroris dengan pelaku bom Makassar.

Petugas kepolisian berjaga di sebuah rumah sekaligus showroom mobil terduga teroris di kawasan Condet, Jakarta, Senin (29/3). Petugas kepolisian mengamankan 2 orang dari lokasi tersebut. Dari penangkapan terduga teroris ditemukan sejumlah atribut terkait FPI. Prayogi/Republika.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas kepolisian berjaga di sebuah rumah sekaligus showroom mobil terduga teroris di kawasan Condet, Jakarta, Senin (29/3). Petugas kepolisian mengamankan 2 orang dari lokasi tersebut. Dari penangkapan terduga teroris ditemukan sejumlah atribut terkait FPI. Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Ali Mansur, Antara

Penangkapan dua terduga teroris di Condet, Jakarta Timur, membawa sejumlah fakta baru dari insiden peledakan bom Makassar. Temuan sejumlah atribut Front Pembela Islam (FPI) menimbulkan pertanyaan, adakah kaitan dari terduga teroris di Condet dengan Habib Rizieq Shihab?

Baca Juga

Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Enam Laskar FPI, Abdullah Hehamahua, menanggapi ditangkapnya terduga teroris dengan kepemilikan barang bukti berupa atribut dari FPI. Ia menuding ada operasi intelijen di balik peristiwa ledakan di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.

"Kita sudah tahu itu lah dari zaman masih Orba sampai sekarang, kalau Anda mau yakin baca disertasi Dr. Busyro Muqoddas tentang operasi intelijen. Semua itu adalah operasi intelijen untuk mengalihkan perhatian terhadap TP3 mengalihkan perhatian terhadap HRS maka ada bom," ujar Abdullah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (30/3).

Tudingan adanya operasi intelijen diungkapkannya bukan tak berdasar. Sebab para terduga pelaku teror dapat dengan cepat ditangkap, hanya berselang satu hari usai ledakan di Makassar.

"Coba Anda perhatikan bom pagi, siang ditangkap. Enam orang (FPI) dibunuh sudah berapa bulan tidak tahu siapa pembunuhnya, itu bukti operasi intelijen," ujar Abdullah.

Salah satu tim kuasa hukum Habib Rizieq Shihab, Aziz Yanuar, mengatakan temuan atribut FPI di rumah terduga teroris di Condet tak bisa dikaitkan dengan keterlibatan organisasi masyarakat (ormas) tersebut. Aziz mengungkapkan alasan mengapa temuan atribut FPI itu tidak lantas membuktikan adanya kaitan dalam kegiatan terorisme mengingat ormas tersebut sudah dibubarkan.

"FPI sudah bubar dan atributnya banyak di mana-mana," kata Aziz Yanuar di depan gedung Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa.

Baca juga : Condet Bukan Teroris

Aziz menambahkan bahwa kliennya sudah mengetahui kabar mengenai penemuan atribut FPI di rumah terduga teroris. Meski demikian, sebagai kuasa hukum dia tidak berhak mencampuri lebih lanjut mengenai hal tersebut.

"Masih belum ada arah ke sana, kita kapasitasnya sebagai kuasa hukum tidak mencampuri urusan internal organisasi," ujarnya.

Polisi juga masih menyelidiki keterkaitan terduga teroris yang ditangkap kemarin dengan FPI. Sejauh ini polisi menemukan bukti kehadiran dua terduga teroris di sidang Habib Rizieq Shihab.

Menurut Yusri pendalaman itu dilakukan karena polisi mendapatkan foto dua terduga teroris yang menghadiri sidang Habib Rizieq Shihab beberapa waktu dan juga kegiatan FPI.

"Apakah ada korelasinya dengan ormas terlarang, ini memang ada barang bukti di situ ada foto-foto HH (terduga teroris di Condet) dan ZZ (terduga teroris ditangkap di Bekasi) mengikuti sidang ini masih kita dalami korelasinya," ujar Yusri, Selasa (30/3).

Namun baginya terlalu dini untuk menyimpulkan ada kaitan antara terduga dengan FPI. Meskipun saat penggeledahan Senin kemarin ditemukan sejumlah atribut FPI, seperti seragam dan juga buku-buku FPI. Karenanya Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri akan melakukan penyelidikan terkait penemuan atribut FPI tersebut.

"Jika ada keterkaitan itu kan sebagai temuan awal akan didalami oleh Densus 88. Nanti perkembangannya Pak Yusri dan tentunya Divhumas dan Densus 88 akan memberikan penjelasan terkait dengan perkembangan hasil penyididikan," kata Yusri.

Baca juga : TP3 FPI Dorong DPR Bentuk Pansus Hak Angket

Kemudian dalam penggeledahan terduga teroris tersebut, juga diamankan lima bom aktif dengan kemasan botol kecil sekitar 200 ml yang sudah dirakit di kediaman ZA. Bom tersebut, kata Yusri, ahan utamanya adalah TATP yang memiliki ledakan berjenis high explosive. Termasuk juga beberapa bahan peledak dan juga berbagai macam senjata tajam.

"Ada bahan baku lagi yang dibuat TATP, ini high explosive, di Condet juga ditemukan 2 kilogram ebih TATP dan bahan baku lain," ungkap Yusri.

photo
Terorisme (ilustrasi) - (republika)

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement