REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggundulan hutan atau deforestasi di Indonesia tercatat mulai berkurang turunnya sejak tiga tahun terakhir. Padahal deforestasi di Indonesia telah terjadi puluhan tahun, dianggap menjadi salah satu penyebab terjadinya berbagai bencana banjir dan longsor di Indonesia.
Hasil penelitian terbaru dari berbagai lembaga seperti Lembaga Kemitraan dan Global Forest Watch. Kedua pembaga ini menunjukkan upaya pemerintah mengurangi deforestasi beberapa tahun terakhir terbukti cukup efektif mengurangi tren deforestasi. Menurunnya laju deforestasi ini juga sejalan dengan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Data KLHK menunjukkan bahwa, laju deforestasi menurun setiap tahun, dari 820 ribu hektare pada tahun 2015 hingga 2016 menjadi 490 ribu hektare pada 2017 menjadi 2018. Dan terus menurun ke 439 ribu hektare pada 2017 menjadi 2018.
Direktur Eksekutif Kemitraan, Laode M Syarif mengatakan upaya untuk mengurangi deforestasi merupakan aspek kritis dalam efektifitas pengelolaan lingkungan yang keberlanjutan, menghambat kecepatan perubahan iklim serta mencegah kehilangan keanekaragaman hayati.
Menurut dia berbagai kebijakan dan program pemerintah dianggap telah mampu menurunkan angka deforestasi, terutama sejak tahun 2016. Penurunan tren deforestasi ini mampu berkontribusi menurunkan penyebab pemanasan global, yang memicu perubahan iklim di Indonesia dan dunia.
“Saat ini, sudah banyak literatur yang mengkaji tentang deforestasi dan menjelaskan penyebab deforestasi, tetapi belum banyak yang menjelaskan faktor penurunan deforestasi itu dalam studi yang lebih detil," kata Laode M. Syarif, dalam keterangannya di diskusi Kemitraan 'Penurunan Laju Deforestasi Hutan Tropis di Indonesia' di Jakarta Selatan, Rabu (31/3).
Oleh karena itu, lanjut mantan Pimpinan KPK ini, Kemitraan sebagai organisasi pembaharuan tata kelola pemerintahan, melakukan studi yang dapat mengelaborasi faktor-faktor penjelas fenomena penurunan deforestasi di Indonesia. Selain itu, studi ini juga mencoba membuat simulasi turning point deforestasi dalam skenario implementasi kebijakan penurunan deforestasi.
Laode M Syarif lebih lanjut menjelaskan, penurunan angka deforestasi terkait erat dengan implementasi kebijakan pengelolaan hutan, khususnya moratorium perijinan di hutan alam dan lahan gambut, penegakan hukum sektor kehutanan, penanganan kebakaran hutan dan lahan, tata kelola tenurial dan faktor sosial, ekonomi, dan politik.
“Hal-hal tersebut yang kami anggap sangat berpengaruh terhadap deforestasi di Indonesia, menjadi penyebab langsung dan tidak langsung”, ungkapnya.
Dalam studi ini menunjukkan bahwa deforestasi berkaitan langsung dengan pertumbuhan ekonomi pada periode tahun 2000 sampai 2012. Tetapi pada periode sesudahnya, dari tahun 2012 sampai 2018, laju deforestasi berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional.