Kamis 01 Apr 2021 01:00 WIB

Pengamat Sebut AHY Jangan Berpuas Diri

Kisruh Partai Demokrat tingkatkan popularitas AHY.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Indira Rezkisari
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY didampingi para kader menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait ditolaknya hasil KLB Deli Serdang oleh Kementerian Hukum dan HAM, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (31/3). Dalam kesempatan tersebut AHY menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah yang menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang. Ia juga menegaskan tidak ada dualisme di internal Partai Demokrat.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY didampingi para kader menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait ditolaknya hasil KLB Deli Serdang oleh Kementerian Hukum dan HAM, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (31/3). Dalam kesempatan tersebut AHY menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah yang menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang. Ia juga menegaskan tidak ada dualisme di internal Partai Demokrat.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menanggapi soal penolakan kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Dia mengatakan Ketua Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), jangan berpuas diri. Sebab, kubu KLB bisa saja membuat skenario-skenario lain.

“Intinya kubu AHY jangan berpuas diri. Bisa saja kubu KLB ke pengadilan atau banding untuk melakukan perlawanan. Mereka menggugat sejumlah ketentuan yang dianggap sebagai merugikan KLB,” kata Adi saat dihubungi, Rabu (31/3).

Baca Juga

Langkah-langkah hukum itu kata dia sudah biasa dilakukan oleh pihak yang berkonflik. Jadi, keputusan Kemenkumham dinilai sebagai sebuah awalan yang nantinya akan ada langkah lain yang dilakukan.

“Mereka pasti akan mencari celah hukum untuk dijadikan sebagai alasan perlawan. Bisa saja AD/ART yang dijadikan sebagai sandaran akan digugat ke level paling tinggi. Ini masih panjang sebenarnya,” ujar dia.

Namun, persoalan ini secara politik menguntungkan AHY. Selain mendapat dukungan positif dari publik, popularitas AHY juga meningkat. Itu juga disampaikan oleh Pengamat Politik, Ray Rangkuti. Menurut dia, peristiwa ini sebagai keberkahan bagi AHY.

“Dia dilihat sudah mulai lulus ujian pertama sebagai pemimpin dan peristiwa ini semakin menguatkan kepemimpinan di internal Partai Demokrat,” kata dia.

Secara perlahan, orang-orang mulai tidak mengaitkan AHY dengan jabatan sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). AHY terlihat sudah tidak di bawah bayang-bayang SBY. Tentunya, peristiwa ini menaikkan elektabilitasnya sehingga orang-orang semakin sulit menasosiakan AHY dengan SBY.

AHY lanjut Ray, tinggal menunjukkan dirinya lagi sebagai pemimpin Demokrat. Artinya, mengatasi masalah ini sudah menjadi langkah baik bagi dirinya. Selain itu, Ray menilai SBY agar menahan diri sebisa mungkin untuk tidak mengomentari apa pun.

“Sebisa mungkin SBY menahan diri untuk tidak mengomentari, seperti tampil di depan membela Demokrat. Biarkan saja anak-anak muda di bawah kepengurusan AHY menghadapi tantangan yang akan mereka hadapi,” tambah dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement