Rabu 07 Apr 2021 00:24 WIB

Uni Eropa Blokir 3,1 Juta Dosis AstraZeneca ke Australia

UE memperketat pengawasan terhadap ekspor vaksin bulan lalu.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Gita Amanda
Vaksinator bersiap melakukan vaksinasi menggunakan vaksin Covid-19 Astrazeneca, (ilustrasi). Uni Eropa (UE) telah memblokir pengiriman 3,1 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Australia.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator bersiap melakukan vaksinasi menggunakan vaksin Covid-19 Astrazeneca, (ilustrasi). Uni Eropa (UE) telah memblokir pengiriman 3,1 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, Uni Eropa (UE) telah memblokir pengiriman 3,1 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Australia. Berdasarkan keterangan dari pemerintah pada Selasa (6/4), negara memiliki sedikit harapan untuk mendapatkan sisa 400 ribu dosis yang telah dijanjikan tepat waktu.

Pengekangan ekspor menggarisbawahi kekurangan besar-besaran dari suntikan AstraZeneca di seluruh blok UE, dan memperumit kampanye inokulasi Australia.

Baca Juga

Dilansir dari Reuters, dengan peluncuran inokulasi yang berjalan jauh di belakang Inggris dan Amerika Serikat, UE memperketat pengawasan terhadap ekspor vaksin bulan lalu. Serta memberikan ruang lingkup yang lebih besar untuk memblokir pengiriman ke negara-negara dengan tingkat inokulasi yang lebih tinggi.

“Sejauh ini mereka telah memblokir 3,1 juta suntikan,” kata sebuah sumber di pemerintah Australia, menambahkan mereka hanya menerima 300 ribu dosis dan 400 ribu dosis lagi yang dijadwalkan tiba pada akhir April.

“Kami belum putus asa, tetapi kami berhenti menghitungnya dalam persediaan yang kami harapkan," kata sumber yang tidak mau disebut namanya.

Hingga Selasa, Australia hanya mengkonfirmasi blok 250 ribu dosis AstraZeneca dari UE, yang menurut Canberra tidak akan menunda jadwal inokulasinya. AstraZeneca tidak segera membalas permintaan komentar pada hari Selasa.

Seorang juru bicara UE mengatakan, telah menolak hanya satu dari total 491 permintaan ekspor vaksin Covid-19, yang sejak itu meningkatkan transparansi ekspor pada akhir Januari, dan tujuh permintaan yang sedang ditinjau. Dia menolak mengatakan apakah permintaan pengiriman ke Australia sedang ditinjau.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan, pada Selasa, pemblokiran pengiriman vaksin berdampak pada tidak terpenuhinya jadwal penyuntikan vaksin. “Pada awal Januari, kami mengantisipasi akan mendapatkan 3,1 juta vaksin. Vaksin itu tidak jadi dipasok ke Australia,” kata Morrison.

Vaksin AstraZeneca yang tiba dari Eropa akan mendukung tahap awal vaksinasi di Australia, melengkapi 50 juta suntikan vaksin yang akan diproduksi secara lokal oleh CSL Ltd.

Namun, pemblokiran pasokan terbaru membuat Australia berjuang untuk meningkatkan kecepatan upaya vaksinasi, yang dimulai jauh lebih lambat daripada beberapa negara lain karena jumlah kasus yang rendah.

Australia telah mencatat hanya 909 kematian akibat Covid-19 sejak pandemi dimulai. Namun program vaksinasi Covid-19 di Australia berjalan jauh mendekati target, dengan hanya sekitar 670 ribu orang yang diinokulasi terhadap target awal 4 juta pada akhir Maret. Sementara, pemerintah menyalahkan lambatnya pasokan dari Eropa, pemerintah negara bagian Australia juga mengeluhkan distribusi yang lebih lambat dari perkiraan dan kurangnya kepastian pasokan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement