Jumat 09 Apr 2021 08:30 WIB

Refleksi Hubungan Indonesia-Maroko, DK Prima Gelar Rakernas

Refleksi 60 tahun hubungan diplomatik anatra Indonesia–Maroko.

Dewan Kerjasama Perdagangan dan Investasi Indonesia Maroko (DK PRIMA) menggelar rapat kerja nasional I, selama dua hari di Bogor Jawa Barat, Kamis dan Jumat (2-3/4).
Foto: Istimewa
Dewan Kerjasama Perdagangan dan Investasi Indonesia Maroko (DK PRIMA) menggelar rapat kerja nasional I, selama dua hari di Bogor Jawa Barat, Kamis dan Jumat (2-3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dewan Kerjasama Perdagangan dan Investasi Indonesia Maroko (DK PRIMA) menggelar rapat kerja nasional I, selama dua hari di Bogor Jawa Barat, Kamis dan Jumat (2-3/4). Rekernas mengambil  tema Refleksi 60 tahun hubungan diplomatik anatra Indonesia–Maroko dalam bidang Ekonomi dan investasi. 

Hadir dalam pertemuan tersebut sejumlah pejabat dan pelaku bisnis Indonesia dan anggota DK PRIMA. Selain itu, hadir pula mantan penasehat Presiden bidang ekonomi, Soetrisno Bachir, Dubes RI untuk kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Mauritania Hasrul Azwar ( hadir via online , Duta Besar Maroko untuk Indonesia merangkap Singapura Ouadi Benabdella, Dubes RI untuk Kerajaan Maroko priode 2010 -2014 Kyai Tosari Widjaja, Presiden DK PRIMA sekaligus Ketua IIBF Heppy Trenggono dan Ketua HIMAMI Dr. M. Ilyas Marwal

Dalam siaran pers yang diterima, Jumat (9/4), kegiatan ini diawali dengan menyayikan lagu kebangsaan kedua negara dilanjutkan dengan kata sambutan selamat datang dari Presiden DK PRIMA  seraya mengapresiasi para peserta yang hadir dan menegasakan pentingnya peranan organisasi ini dalam meingkatkan hunbungan  ekonomi dan investasi di kedua negara.

Dalam pertemuan ini juga, di selenggarakan seminar ekonmi dengan tema “Peluang dan tantangan bisnis di Maroko“ , yang disampaikan oleh Dubes Tosari dan pakar ekonomi keuangan islam Dr.M. Syafi’I Antonio.

Dalam paparannya Dubes tosari menegaskan pentingnya membangun Kembali jembatan peradaban anatara kedua pihak khususnya dibidang ekonomi dan investasi, sementara itu Dr. Antonio menjelaskan tentang banyaknya potensi Kerjasama dibidang perdagangan antara lain; pemanfaatan produk hasil laut, perikanan, perbankan Syariah dan asuransi mikro Syariah. 

Dalam seminar tersebut, para peserta sepakat pentingnya saling tukar – menukar kunjungan antara kedua pemimpin dikedua negara, seraya menegaskan, bahwa rencana kunjungan Yang Mulia Paduka Raja Mohammed VI ke Indonesia akan berkontribusi bagi kemaslahatan Bersama antara kedua negara dan bangsa bersahbat serta pada dunia arab dan islam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement