Senin 12 Apr 2021 21:38 WIB

Pusat Kebudayaan Islam Prancis Korban Serangan Islamofobia

Dewan Muslim Prancis menyebut tindakan itu sebagai agresi yang tak dapat ditoleransi.

Red: Agung Sasongko
Sekelompok wanita berunjuk rasa di Prancis menuntut dihentikannya Islamofobia. Sekjen PBB Antonio Guterres menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya Islamofobia. Ilustrasi.
Foto: Christophe Petit/EPA
Sekelompok wanita berunjuk rasa di Prancis menuntut dihentikannya Islamofobia. Sekjen PBB Antonio Guterres menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya Islamofobia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Prancis mengecam aksi perusakan pusat kebudayaan Islam di bagian barat Prancis. Menteri Dalam Negeri Gerard Darmanin mengatakan aksi tersebut merupakan serangan menjijikkan terhadap kebebasan fundamental untuk mempercayai suatu agama.

Menurutnya, komunitas Muslim layak mendapatkan perlindungan yang sama dengan kelompok keagamaan lain di Prancis."Serangan-serangan terhadap Muslim adalah serangan terhadap Republik ini," kata Darmanin usai mengunjungi lokasi kejadian.

Baca Juga

Di antara slogan-slogan yang dituliskan di gedung itu antara lain "Katolik - agama negara" dan "(Katakan) Tidak pada Islamisasi".

Dewan Perancis untuk Kepercayaan Muslim (CFCM), salah satu kelompok utama yang mewakili Muslim di Prancis, menyebut kejadian tersebut sebagai agresi yang tak dapat ditoleransi.

"Dengan bulan Ramadhan yang segera tiba dan di hadapan lonjakan aksi-aksi anti-Muslim, CFCM menyerukan kepada semua Muslim di Prancis untuk waspada," kata asosiasi tersebut melalui Twitter.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement