REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Otoritas kesehatan Korea Selatan pada Selasa (13/4) mengatakan, akan mempertimbangkan penggunaan alat tes COVID-19 mandiri. Pasalnya, alat tes COVID-19 mandiri memiliki akurasinya relatif kecil.
Pemerintah enggan mengizinkan alat tes COVID mandiri, mengingat tingkat akurasi yang lebih rendah dibanding alat tes PCR buatan pabrik dan tes cepat khusus yang sudah tersedia. Kemungkinan hasil negatif palsu lebih tinggi karena beban virus yang tinggi di saluran hidung terkadang penting untuk memastikan hasil yang akurat.
Akan tetapi, sejumlah pemimpin pemerintah daerah dan ahli menyoroti perlunya penggunaan alat tes COVID mandiri. Hal ini dilakukan sebagai instrumen tambahan dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran gelombang keempat wabah COVID-19.
Oh Se-hoon, yang baru terpilih sebagai wali kota Seoul, meminta Kementerian Keamanan Obat dan Pangan agar menyetujui alat-alat tersebut untuk digunakan di rumah, restoran, pertokoan dan fasilitas keagamaan sebagai perangkat mudah dan cepat untuk mendeteksi kemungkinan adanya infeksi. Oh menyalahkan pemerintah karena gagal mencegah gelombang ketiga COVID-19 dan mengurangi kesulitan yang dihadapi para pemilik usaha kecil dengan terus berpegang pada pembatasan jarak yang tak efektif.