Rabu 14 Apr 2021 07:16 WIB

Wapres Ajak Pengusaha Masuk Ekosistem Ekonomi Syariah

Pemerintah berkomitmen memajukan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nidia Zuraya
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak para pengusaha nasional ikut melakukan ekonomi dan keuangan syariah yang tengah dikembangkan di Tanah Air. Wapres pun meminta pengusaha untuk terlibat dalam ekosistem ekonomi syariah tersebut.

"Saya minta para pengusaha nasional kita untuk memasuki kegiatan ini, kita berharap pengusaha kita baik pengusaha kecil itu, saya minta semua bangsa untuk kita memulai," kata Ma'ruf dalam program Economic Challenges Special Ramadan secara virtual, Selasa (13/4).

Baca Juga

Wapres mengatakan, pemerintah berkomitmen memajukan ekosistem sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan, Pemerintah menyiapkan kawasan khusus untuk industri halal (KIH) di berbagai tempat.

Namun demikian, pembentukan kawasan industri halal itu juga perlu didukung para pelaku usaha dan masyarakat. Karena itu, dari empat faktor yang difokuskan Pemerintah, yakni industri produk halal, keuangan syariah, dan pengembangan dana sosial, poin keempat menekankan perlunya pengembangan usaha dan bisnis syariah.

"Menumbuhkan pengusaha muslim baik baru maupun yang sudah eksis kita akan terus kembangkan," kata Ma'ruf.

Wapres pun optimistis usaha dan bisnis syariah bisa terus dikembangkan seiring tumbuhnya generasi milenial saat ini. Ia menilai, saat ini merupakan momentum tepat untuk mendorong lahirnya pengusaha baru atau mengembangkan pengusaha yang sduah ada.

"Ini yang harus kita bangun baik yang baru menjadi pemula, yang kita sebut inkubasi maupun pemberdayaan, karena itu kita mendirikan pusat pusat inkubasi dan pusat bisnis center untuk mengembangkan para pengusaha," katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement