REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung menerima banyak permintaan plasma konvalesen untuk terapi pasien Covid-19. Permintaan plasma konvalesen ini disebut naik sejak awal tahun ini.
Menurut Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Bandung Uke Muktimanah, permintaan plasma konvalesen meningkat seiring adanya kebijakan baru tentang pemanfaatannya untuk terapi bagi pasien Covid-19.
Saat awal penelitian, kata dia, terapi plasma konvalesen ini hanya ditujukan bagi pasien Covid-19 dengan gejala yang terbilang berat. “Seiring waktu, terapi diberikan kepada pasien (Covid-19 yang bergejala) ringan,” kata dia, Jumat (16/4).
Uke mengatakan, berdasarkan pantauannya, kenaikan permintaan plasma konvalesen untuk terapi pasien Covid-19 ini sudah mulai meningkat sejak Januari lalu. Hingga April ini, sudah ribuan permintaan labu plasma konvalesen. “Sampai 1.800 yang sudah meminta keluar. Yang masuk enggak sebanyak itu, sepertiga dari itu,” ujar dia.
Menurut Uke, terapi plasma konvalesen ini dinilai efektif dalam membantu mempercepat penyembuhan pasien Covid-19. Namun, kata dia, sejauh ini penyintas Covid-19 yang menjadi donor plasma konvalesen masih terbilang sedikit. Karenanya, ia berharap semakin banyak donor untuk membantu pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan.
Ada beberapa persyaratan bagi penyintas Covid-19 yang ingin menjadi donor plasma konvalesen. Uke mengatakan, salah satu syaratnya penyintas Covid-19 itu sudah sembuh selama tiga bulan, yang diharapkan memiliki antibodi yang tinggi.
Menurut Uke, PMI Kota Bandung menargetkan setiap harinya bisa ada delapan sampai 12 penyintas Covid-19 yang dapat menjadi donor plasma konvalesen. Ia menjelaskan, dari satu donor nantinya dapat diproses sampai sekitar tiga labu plasma konvalesen. Dengan kapasitas labu masing-masing 200 mililiter.
Ia mencontohkan, dari delapan donor, minimal bisa didapatkan sekitar 16 labu atau sampai 25 labu. “Sehingga 25 (labu) kita dapat langsung bagi,” kata dia.