Senin 26 Apr 2021 19:34 WIB

CDC: Jutaan Warga AS tidak Lanjutkan Vaksinasi Covid-19

Hampir delapan persen warga AS tidak melanjutkan vaksinasi Covid-19 suntikan kedua.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Hampir delapan persen warga AS tidak melanjutkan vaksinasi Covid-19 suntikan kedua.
Foto: EPA
Hampir delapan persen warga AS tidak melanjutkan vaksinasi Covid-19 suntikan kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun sebagian orang di dunia, termasuk di Amerika Serikat telah menerima vaksin dosis pertama Covid-19, mereka belum menerima dosis kedua. Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, jutaan orang Amerika tidak menerima dosis kedua vaksin Covid-19. 

The New York Times melaporkan, hampir delapan persen orang yang sejauh ini menerima dosis pertama, vaksin Pfizer atau Moderna, telah melewatkan janji tindak lanjut untuk menerima dosis kedua. Sejauh ini, menurut data yang diterbitkan oleh Universitas Johns Hopkins, lebih dari 26 persen populasi AS telah divaksinasi penuh terhadap virus korona. Angka itu mewakili sekitar 85 juta orang.

Baca Juga

Times melaporkan, seperti yang dilansir laman Business Insider, Senin (26/4), setidaknya ada beberapa alasan mengapa semakin banyak orang Amerika yang memilih untuk tidak menerima dosis kedua. Beberapa mengatakan mereka tidak ingin mengalami efek samping potensial, sementara yang lain merasa satu dosis cukup untuk perlindungan terhadap virus. Sementara, yang lain kehilangan kesempatan untuk vaksinasi dosis kedua karena hambatan, seperti pasokan vaksin yang tidak mencukupi di apotek atau situs vaksinasi lain. 

Vaksin telah diluncurkan dengan cepat di AS sejak Desember 2020 lalu. Saat itu, Pfizer menjadi perusahaan pertama yang menerima persetujuan dari Food and Drug Administration Amerika Serikat. Perusahaan berharap dapat mengirimkan 300 juta dosis pada akhir Juli.

Vaksinasi telah diubah-ubah berdasarkan rekomendasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Vaksin awal diberikan kepada responden garis depan, seperti petugas kesehatan dan orang yang tinggal di fasilitas jangka panjang, seperti panti jompo.

Kemudian, CDC merekomendasikan penyedia vaksin untuk memprioritaskan orang yang berusia di atas 75 tahun dan memberi mereka vaksin virus. Beberapa negara bagian, seperti New York, sekarang mengizinkan semua orang yang berusia 16 tahun atau lebih untuk menjadwalkan dan menerima vaksin.

Dokter spesialis penyakit menular terkemuka AS, Dr Anthony Fauci, pada pekan lalu mengatakan, dia memperkirakan semua anak akan dapat menerima vaksin melawan virus corona pada awal 2022 mendatang. Hal itu menandai tonggak sejarah lain dalam peluncuran vaksin.

Untuk mendapatkan vaksinasi penuh, individu harus menerima dua dosis vaksin Pfizer atau Moderna. Keduanya memiliki tingkat kemanjuran yang tinggi, menurut data CDC. Pejabat CDC mengatakan bahwa mendapatkan kedua dosis dari kedua vaksin tersebut membuat orang hingga 90 persen lebih kecil kemungkinannya untuk tertular virus.

Data itu menunjukkan, hampir 32 juta orang Amerika telah terinfeksi virus corona sejak awal pandemi tahun lalu. Dari jumlah itu, lebih dari 571 ribu orang Amerika telah meninggal karena Covid-19.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement