REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon sedang mempersiapkan kemungkinan serangan Taliban terhadap pasukan Amerika Serikat (AS) dan koalisi saat menarik diri dari Afghanistan. Penarikan pasukan ini awalnya akan dilakukan secara penuh pada 1 Mei dan mengalami kemunduran hingga September.
"Tidaklah bertanggung jawab bagi kami untuk tidak berasumsi bahwa penarikan dan penarikan pasukan ini, baik Amerika maupun dari sekutu NATO, kami dapat diserang oleh Taliban," ujar juru bicara Pentagon, John Kirb, Jumat.
Krib menyatakan, Pentagon harus memiliki asumsi jika keputusan penarikan akan mendapatkan tentangan. Kondisi ini yang membuat Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memutuskan untuk mempertahankan sebuah kapal induk di Timur Tengah. Dia pun memindahkan setidaknya empat pengebom B-52 dan sebagian dari Satgas Penjaga Angkatan Darat ke wilayah tersebut sebagai tindakan pencegahan.
Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengatakan, penarikan itu rumit dan bukannya tanpa risiko. Terlebih lagi penarikan diri dari Afghanistan melibatkan pergerakan darat dan udara pasukan, persediaan dan peralatan yang rentan terhadap serangan.
Untuk alasan keamanan, rincian penarikan tidak dipublikasikan. Namun Gedung Putih dan beberapa pejabat pertahanan mengonfirmasi bahwa penarikan telah dimulai. Pejabat pertahanan mengatakan dalam beberapa hari terakhir beberapa pasukan dan peralatan militer telah meninggalkan negara itu.
Departemen Luar Negeri juga sedang mengambil tindakan pencegahan. Pada hari Selasa, Deplu menginstruksikan semua personel kedutaan di Kabul untuk pergi kecuali pekerjaan yang mengharuskan mereka berada di Afghanistan. Pesanan tersebut melampaui pembatasan staf yang biasa dilakukan untuk alasan keamanan dan keselamatan.
Kepala Komando Pusat AS bertanggung jawab atas operasi militer AS di Afghanistan, Jenderal Frank McKenzie, tidak banyak berbicara secara terbuka tentang kemungkinan menghadapi perlawanan Taliban. "Saya akan menasihati Taliban bahwa kami akan sangat siap untuk mempertahankan diri selama proses penarikan," katanya pada konferensi pers Pentagon pekan lalu.
Bahkan analis Amerika yang paling berpengalaman tentang konflik Afghanistan tidak yakin yang diharapkan dari Taliban. Analis Timur Tengah di Brookings Institution dan mantan analis CIA, Bruce Riedel, mengatakan bahwa tidak jelas apakah pemberontak akan berusaha mengganggu penarikan itu. Bisa juga Taliban akan meningkatkan perang.