REPUBLIKA.CO.ID, KABUL --- Beberapa ledakan terjadi di sebuah sekolah di ibu kota Afghanistan, Kabul pada Sabtu (8/5). Ledakan ini menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai puluhan lainnya, yang kebanyakan siswa perempuan.
Seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri mengatakan kepada Reuters dengan syarat anonim bahwa, sebagian besar korban adalah siswa sekolah Sayed ul Shuhada. Berdasarkan rekaman di saluran TV ToloNews menunjukkan pemandangan kacau di luar sekolah. Buku dan tas sekolah berserakan di jalan berlumuran darah, dan warga bergegas untuk membantu para korban.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Tariq Arian menyebutkan korban tewas sedikitnya 25 orang tetapi tidak menyebutkan penyebab atau targetnya. Sementara juru bicara Kementerian Kesehatan Ghulam Dastagir Nazari mengatakan, sejauh ini 46 orang telah dibawa ke rumah sakit.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah keterlibatan kelompoknya dalam serangan bom di sekolah. Mujahid justru mengutuk serangan tersebut.
Ledakan itu terjadi di Kabul barat, tepatnya lingkungan Muslim Syiah yang telah sering diserang oleh militan ISIS selama bertahun-tahun. Juru bicara Kementerian Pendidikan Najiba Arian mengatakan, sekolah yang menjadi sasaran ledakan adalah sekolah menengah bersama untuk anak perempuan dan laki-laki, yang dibagi dalam tiga shift. Arian mengatakan, korban luka-luka sebagian besar merupakan siswa perempuan.
"Serangan menghebohkan di daerah Dasht-i Barchi di Kabul, adalah tindakan terorisme yang tercela," kata misi Uni Eropa di Afghanistan di Twitter.
Kabul berada dalam siaga tinggi sejak Washington mengumumkan rencana untuk menarik semua pasukan AS pada 11 September. Para pejabat Afghanistan mengatakan, sejak pengumuman itu Taliban telah meningkatkan serangan di seluruh negeri.