REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyampaikan, tindakan biadab tentara Israel dalam memperlakukan anak-anak, ibu-ibu dan orang tua dari kalangan rakyat Palestina di Yerusalem jelas tidak bisa diterima dan ditolerir. Dia pun mendesak dunia Islam untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel.
"Juga memboikot semua bentuk transaksi dan perdagangan dengan negara penjajah dan teroris tersebut agar pemerintah Israel sadar bahwa dalam kehidupan bersama dia harus bisa menghormati hak-hak orang lain terutama hak dari rakyat dan bangsa Palestina," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (12/5).
Anwar mengatakan, umat islam di seluruh dunia harus bersatu dan tidak boleh tinggal diam. Umat Islam dan warga dunia harus memberikan perlawanan dengan berbagai cara agar hal-hal yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan yang dilakukan oleh Israel itu bisa dihapus dan dihentikan.
"Cara-cara seperti inilah yang mengundang lahirnya tindakan radikalisme dan terorisme sebagai respons dan cara yang bisa mereka lakukan untuk membalas dendam atas kesakitan, kematian dan ketidakadilan yang mereka terima," tuturnya.
Untuk mencapai dunia yang aman, tentram dan damai serta terjauh dari tindakan radikalisme dan terorisme, maka dunia harus bisa mengakhiri dan menghentikan semua bentuk penjajahan di atas muka Bumi ini, terutama di Baitul Maqdis atau Yerusalem.
"Di mana Israel di samping dia sudah merampok dan merampas tanah dari rakyat Palestina kemudian mereka juga telah mengekang kebebasan umat Islam Palestina untuk beribadah," ungkapnya.
Bahkan, Anwar menambahkan, orang-orang Palestina yang sedang beribadah pun ditembaki tentara Israel. "Mereka tendang dan mereka seret bahkan ada anak-anak yang mereka bunuh tanpa ada sedikitpun rasa kasihan. Hal ini jelas-jelas tidak bisa kita terima dan tidak bisa kita biarkan," katanya.