Jumat 14 May 2021 18:10 WIB

Kejahatan Apartheid Israel Menurut Jurnalis Afrika Selatan

Israel memberlakukan politik apartheid menjajah rakyat Palestina

Red: Nashih Nashrullah
Israel memberlakukan politik apartheid menjajah rakyat Palestina. Ilustrasi tentara zionis Israel,
Foto:

Namun, kini Pogrund berbalik pikir. Israel benar-benar telah sesat pikir dengan mengesahkan "hukum negara bangsa" yang mengartikan Israel sebagai rumah bagi orang-orang Yahudi. Identitas yang membuat minoritas Arab di Israel turun status.

Teringatlah dia ketika seorang pelanggan toko mengambil sebungkus buah anggur di sebuah toko di London. Di kemasan buah anggur tertulis, produk itu berasal dari Afrika Selatan. Yang terjadi kemudian, si pelanggan meletakkan kembali buah anggur ke raknya dengan ekspresi jijik. Dan tampaknya, Israel akan mengalami posisi ini. "Kami sedang menuju stigma Apartheid. Kata yang dibenci pada paruh kedua abad ke-20," kata Pogrund.

Stigma Apartheid untuk negara Zionis itu pantas untuk jadi bahan perbincangan di komunitas internasional. Salah satu alasannya tergambar nyata dari sikap rezim penguasa Israel yang abai terhadap hak-hak dasar warga Palestina di wilayah pendudukan.

Apalagi, PM Israel Benjamin Netanyahu memastikan sebagai bagian dari rencana aneksasi, dia tak menyetujui pem ben tuk an negara Palestina. Itu sama artinya Israel menerapkan kebijakan Apartheid, sistem yang membedakan kewarganegaraan berdasarkan ras.

Sistem yang pernah diterapkan pemerintahan kulit putih Afrika Selatan pada awal abad ke-20 hingga 1990-an. Namun, kebijakan rasis ini telah diakhiri, juga oleh PBB diharamkan yang diadopsi dalam Resolusi Majelis Umum PBB. Sikap Netanyahu ini memantapkan sinyalemen tak ada niat baik Israel untuk hidup damai dengan rakyat Palestina, sebagaimana amanat Resolusi DK PBB. 

Padahal, rencana pencaplokan jelas-jelas pelanggaran batas wilayah yang sah. Sepertiga wilayah yang akan dirampas itu, di antaranya meliputi sebagian wilayah Kota Hebron, Tepi Barat bagian selatan, termasuk Masjid Ibrahimi.

Aneksasi sedang berproses. Penjajahan dalam arti sebenarnya tengah berlangsung pada era modern. Bukan tak mungkin, pencaplokan oleh Israel ini bisa meluas. Preseden Tepi Barat menjadi awal perluasan wilayah penjajahan Israel ke perbatasan utara Mesir, utara Saudi, barat Yordania. Jika itu terjadi, kawasan Timur Tengah bisa berkobar. 

 

Kita berharap, Israel berpikir sejuta kali, juga Amerika Serikat, sekutunya. Komunitas internasional mesti tak ikut sesat pikir dengan mendukung pencaplokan wilayah Palestina itu. Sesat pikir yang bisa berakibat sesat bertindak oleh Israel dan sekutunya harus ditentang.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement