Jumat 14 May 2021 12:12 WIB

Pemerintah akan Testing Pelaku Perjalanan di Bakauheni

Pemerintah juga siapkan titik testing arus balik dari Jateng-Jabar menuju Jakarta.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar di Desa Sabahbalau, Lampung Selatan, Lampung.
Foto: ANTARA/Ardiansyah
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar di Desa Sabahbalau, Lampung Selatan, Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiadi mengatakan, pemerintah akan melakukan testing kendaraan pribadi yang masuk ke Jakarta dari Lampung. Pemeriksaan akan dilakukan di Pelabuhan Bakauheni dan diusulkan juga di sejumlah rest area sebelum memasuki Pelabuhan Bakauheni.

"Ini sejalan dengan Surat Edaran Satgas Covid-19 dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 13, semua masyarakat yang akan kembali ke Jakarta akan dilakukan pengetesan menggunakan rapid test antigen. Kalau selama ini, menggunakan GeNose dan rapid test berbayar," kata dia saat konferensi pers, Jumat (15/5).

Pemerintah juga menyiapkan sejumlah titik testing untuk arus balik dari arah Jawa Tengah dan Jawa Barat menuju Jakarta. Yakni di sekitar Karawang tepatnya di Jembatan Timbang Balonggandu, Pos Tegal Bubuk Susulan dari arah Palimanan ke Jatibarang, serta yang datang dari Indramayu ke arah Jatibarang.

"Dengan demikian, nanti pengguna sepeda motor yang masuk Jabodetabek dengan menggunakan jalan nasional, akan kena pada 3 titik yang saya sampaikan tadi," tambah dia.

Untuk kendaraan pribadi di jalan tol juga akan dilakukan testing pada 21 titik yang terbagi di 13 rest area dan 5 di gerbang utama pintu tol, mulai dari pintu tol Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Begitu juga dari arah Merak yang diselenggarakan di dua titik rest area.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif pascalebaran. Satgas mencatat per Mei 2021, kontribusi kasus nasional dari Pulau Sumatera justru mengalami kenaikan sebesar 27,22 persen. Sedangkan kontribusi kasus dari Pulau Jawa tercatat turun sebesar 11,06 persen.

Selain itu, pada kasus kematian di Pulau Jawa juga tercatat menurun 16,07 persen. Namun di Pulau Sumatera mengalami kenaikan menjadi 17,18 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement