REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian masyarakat mungkin masih ada yang percaya garis di telapak tangan mencirikan baik buruknya masa depan seseorang. Benarkah demikian dan apakah itu termasuk syirik?
Pendiri Rumah Fiqih Indonesia Ustadz Ahmad Sarwat menyampaikan, garis tangan itu dalam akidah Islam tidak berkaitan dengan nasib dan masa depan seseorang. Kalau ada orang yang mengaku bisa membacanya, maka berarti orang tersebut sedang melakukan dusta, dibantu setan yang terkutuk.
"Membaca garis tangan sebenarnya bagian dari tindakan syirik, yaitu meramal nasib. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah 'arrafah. Perbuatan seperti ini secara aqidah tidak akan pernah dibenarkan, lantaran nasib dan takdir setiap orang hanya ada di sisi Allah," tutur dia dikutip dari laman Rumah Fiqih Indonesia, Rabu (26/5).
Dia menambahkan, nasib dan takdir seseorang itu tidak ada yang mengetahuinya dan menjadi rahasia Allah SWT. Lantas, mengapa ramalan-ramalan yang sering kita lihat terkadang benar?
Setan terkutuk itu datang ke langit untuk mencuri informasi tentang perintah-perintah Allah atas apa yang akan terjadi. Namun, lanjut Ustadz Ahmad, setan tidak pernah bisa melakukannya, sebab langsung dilempar dengan api yang panas. Karena itu, setan tidak pernah mendapat informasi yang valid, kecuali menduga-duga atau hanya sepotong-sepotong.