Rabu 26 May 2021 17:19 WIB

Sebanyak 17 Warga Cilangkap Jalani Isolasi Mandiri

Sepuluh dari 17 warga merupakan anak-anak, tetapi orang tuanya tidak tertular.

Kawasan zona merah Covid-19 di Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, memberlakukan micro-lockdown.
Foto: ASPRILLA DWI ADHA/ANTARA
Kawasan zona merah Covid-19 di Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, memberlakukan micro-lockdown.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 17 warga RW 03 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur menjalani isolasi mandiri usai terindikasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Dari 17 warga yang jalani isolasi mandiri, terdapat anak-anak dan penyandang disabilitas.

"Warga yang terkena Covid-19 itu yakni 10 anak-anak tapi orang tuanya tidak. Tujuh lainnya terdiri dari orang tua, penyandang disabilitas, dan ibunya kena tetapi anak balitanya negatif (Covid-19)," kata Camat Cipayung Fajar Eko Satrio saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Fajar Eko Satrio mengatakan isolasi mandiri yang dilakukan terhadap 17 warga RW 03 tersebut berdasarkan rekomendasi dari Satgas Covid-19 Kecamatan Cipayung. Selain itu, Fajar mengatakan pertimbangan lain terhadap 10 anak yang melakukan isolasi mandiri karena tidak memiliki orang dewasa pendamping perawatan apabila dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19.

"Sehingga ada edukasi khusus kepada orangtua untuk memastikan 10 anak ini taat protokol kesehatan dan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Nanti diawasi tim kesehatan," ujar Fajar Eko Satrio.

Fajar menjelaskan hingga Selasa (25/5) masih terdapat 104 warga RW 03 yang terindikasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR. Dia menambahkan secara berkala jajaran Puskesmas Kecamatan Cipayung memberikan edukasi mengenai protokol kesehatan dari kepada warga yang tidak terpapar Covid-19 sebagai upaya mencegah penularan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement