REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS -- Lithuania mengusir dua diplomat Belarusia. Dalam pernyataannya Kementerian Luar Negeri Lithuania mengatakan aktivitas mereka 'tidak sesuai dengan status diplomatik'.
"Dengan keputusan ini Lithuania juga memberikan solidaritas pada Latvia, yang diplomat-diplomat dan pegawai-pegawainya di Kedutaan Besar di Minsk diusir Belarusia dengan tidak adil beberapa hari yang lalu," kata Kementerian Luar Negeri Lithuania dalam pernyataan mereka, Jumat (28/5).
Langkah ini diambil setelah pemimpin-pemimpin Eropa mengancam akan membatasi lalu lintas penerbangan internasional Belarusia. Ancaman ini disampaikan usai Belarusia memaksa pesawat maskapai Ryanair untuk mendarat pada akhir pekan kemarin.
Negara-negara Barat menggambarkan insiden itu sebagai 'pembajakan yang dilakukan negara'. Pemimpin negara-negara Barat juga menggunakan bahasa yang keras untuk mengecam peristiwa pada Ahad (23/5) itu.
Pesawat tempur Belarusia mencegat pesawat yang hendak terbang dari Yunani menuju Lithuania lalu memaksanya mendarat di Minsk agar pihak berwenang Belarusia dapat menangkap jurnalis dan aktivis Roman Protosevich.
Negara-negara Barat sudah mendesak Belarusia membebaskan pria berusia 26 tahun itu. Aktivis tersebut menjadikan media sosialnya sebagai media independen yang memberitakan Belarusia usai negara itu menindak keras oposisi sejak tahun lalu.
Sebelumnya dalam pertemuan dengan pemimpin-pemimpin Uni Eropa, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mendesak blok itu memberikan sanksi terbaru ke Belarusia. Pada BBC ia berharap Uni Eropa dapat mengambil langkah-langkah yang 'dapat berdampak besar pada perilaku rezim Belarusia'.