Senin 31 May 2021 12:27 WIB

WN Inggris yang Gabung Alqaeda Bersiap Dibebaskan Lebih Awal

Warga Inggris yang gabung dengan kelompok terkait Alqaeda akan bebas lebih cepat

Rep: Imas Damayanti/ Red: Christiyaningsih
Kelompok Alqaeda di Islam Maghribi.
Foto: AP
Kelompok Alqaeda di Islam Maghribi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Seorang militan Inggris yang melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok teroris yang terkait dengan Alqaeda akan dibebaskan dari penjara lebih awal. Dia dipenjara hampir lima tahun dan akan dibebaskan lebih awal.

Dilansir Arab News pada Ahad (30/5), Yusuf Sarwar adalah seorang pelajar di kota Birmingham kala itu. Ia meninggalkan sepucuk surat kepada ibunya pada tahun 2013 yang mengatakan bahwa dia pergi untuk melawan “musuh Allah”.

Baca Juga

Dia memberi tahu polisi tentang surat itu dan Sarwar yang pindah ke Suriah dengan mantan pekerja pos. Kemudian dia ditangkap ketika dia kembali ke Inggris pada tahun berikutnya. Dewan pembebasan bersyarat Inggris sekarang telah memutuskan bahwa Sarwar akan dibebaskan pada Juni setelah menjalani delapan tahun dari hukuman penjara hampir 13 tahun.

Hakim Michael Topolski QC mengatakan kepada pengadilan selama hukuman Sarwar lebih dari lima tahun yang lalu bahwa pasangan militan itu dengan rela, antusias, dan dengan banyak tujuan, ketekunan dan tekad memulai jalur yang dimaksudkan untuk melakukan tindakan terorisme.

Topolski mengatakan mereka percaya pada "ekstremisme Islamis yang kejam" dan telah membuat persiapan ekstensif untuk bergabung dengan barisan pasukan Islam. “Sebelum bepergian, Anda berdua bersusah payah untuk mengarang cerita,” kata Topolski.

Hakim mencatat jejak bahan peledak tingkat militer terdeteksi pada pakaian para pria setelah penangkapan mereka. Hal itu dinilai Topolski bukanlah tanggapan spontan untuk melakukan perjalanan ke krisis kemanusiaan. Tanpa ragu, hal itu justru menunjukkan bahwa yang bersangkutan bepergian ke Suriah dengan niat berjihad dengan keliru.

Mantan kepala Kantor Keamanan Kontra Terorisme Nasional, Chris Phillips, mengatakan kepada The Sun mempertanyakan jenis sistem apa yang membuat publik berisiko seperti itu. Dia menduga hal itu adalah bencana lain yang menunggu untuk terjadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement