REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut secara resmi melakukan penutupan Pos Koordinasi (Posko) Pengendalian Transportasi Laut Selama Masa Idul Fitri Tahun 2021 (1442 Hijriah). Penutupan dilakukan secara virtual dan dihadiri oleh UPT dan seluruh instansi terkait.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut, R Agus H Purnomo menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi atas terselenggaranya Posko Pengendalian Transportasi Laut yang dilakukan selama 32 hari yang dimulai pada tanggal 28 April hingga 29 Mei 2021.
Dikatakan Agus, pelaksanaan Pos Koordinasi tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana Indonesia masih dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19 yang membuat ruang gerak menjadi terbatas. "Namun, kita tetap dapat melakukan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat Indonesia dalam menjalani hari raya Idul Fitri Tahun 2021 (1442 Hijriah) dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan," katanya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Selasa (1/6).
Agus mengungkapkan, secara umum pelaksanaan Pengendalian Transportasi Laut Selama Masa Idul Fitri Tahun Baru 2021 (1442 Hijriah) terpantau berjalan secara aman, lancar dan terkendali. Hal ini merupakan kerja keras bersama oleh segenap unsur Kementerian Perhubungan, Kepolisian RI, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Kesehatan, Basarnas, KNKT, BMKG, Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota, BUMN sektor transportasi, PT. Jasa Marga, PT. Jasa Raharja, serta organisasi kemasyarakatan lainnya yang telah berkontribusi.
"Mereka semua selama 32 hari itu bekerja 24 jam penuh secara terus-menerus dan berkesinambungan serta adanya komunikasi yang tidak pernah berhenti antara pimpinan pusat dan UPT di daerah," ujarnya.
Dan yang juga tidak kalah pentingnya adalah seluruh aktivitas ini dibarengi dengan kerja teman-teman pers yang selalu meliput dari waktu ke waktu. Kendati demikian, Agus mengingatkan, meskipun posko telah ditutup, tapi pengawasan terutama dalam hak keselamatan dan keamanan perlu terus dilakukan dan ditingkatkan.
"Kita tidak boleh berpuas diri dan lengah menghadapi situasi yang berkembang dan dinamis yang memaksa kita harus tetap waspada dan meningkatkan koordinasi untuk tetap memberikan pelayanan dan menjamin kegiatan transportasi laut tetap berjalan secara aman ditengah pandemi Covid-19 yang masih mengancam kita," tegasnya.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Dirlala), Capt. Antoni Arif Priadi mengatakan, pola pergerakan penumpang mudik mengalami perubahan akibat adanya pandemi Covid-19. Sehingga realisasi tahun 2020 menurun 90,69 persen dibanding sebelum adanya pandemi yakni tahun 2019.
"Berdasarkan realisasi penyelnggaraan transportasi laut tahun 2021 terlihat bahwa puncak arus mudik terjadi pada tanggal 4 Mei 2021 sebanyak 18.235 penumpang," kata Dirlala.
Puncak arus balik pertama terjadi pada tanggal 19 Mei 2021 sebanyak 22.002 penumpang. Puncak arus balik berikutnya 22 Mei 2021 dengan jumlah penumpang 23.152 orang.
"Ada 10 pelabuhan dengan jumlah penumpang tertinggi sampai dengan 29 Mei ini, yaitu Ternate, Tanjung Buton, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, Batam, Tanjung Perak, Baubau, Kendari, Tarakan, dan Ambon," ungkapnya.
Sebagai informasi, jumlah penumpang di masa peniadaan mudik mengalami penurunan cukup siginifikan dibandingkan dengan hari biasa sebelum masa peniadaan mudik (1 - 21 April 2021) dan dengan masa pengetatan pra peniadaan mudik (22 April hingga 5 Mei 2021).
Tercatat rata-rata harian pergerakan penumpang laut pada masa peniadaan mudik sebanyak 7.223 penumpang per hari. Jumlah ini menurun 14,61 persen jika dibandingkan dengan rata-rata harian penumpang pada hari biasa sebelum masa peniadaan mudik sebanyak 8.459 penumpang per hari.
Jumlah ini juga menurun 17,37 persen jika dibandingkan dengan rata-rata harian penumpang pada masa pengetatan pra peniadaan mudik sebanyak 9.228 penumpang per hari.