Jumat 04 Jun 2021 16:30 WIB

Satgas: BOR Rumah Sakit Covid-19 di Kudus Capai 90 Persen

Satgas Covid-19 menyebut Kudus mengalami kenaikan kasus aktif hingga 30 kali lipat

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang pasien berbaring di kursi menunggu masuk ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021). Akibat melonjaknya kasus COVID-19 pascalebaran di wilayah itu, sejumah pasien harus antre untuk mendapat pelayanan penanganan di sejumlah rumah sakit setempat bahkan ada yang harus dirujuk ke kota Semarang dan Salatiga.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Seorang pasien berbaring di kursi menunggu masuk ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021). Akibat melonjaknya kasus COVID-19 pascalebaran di wilayah itu, sejumah pasien harus antre untuk mendapat pelayanan penanganan di sejumlah rumah sakit setempat bahkan ada yang harus dirujuk ke kota Semarang dan Salatiga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah telah mencapai 90 persen per 1 Juni kemarin. Peningkatan angka keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kudus ini terjadi seiring dengan meningkatnya jumlah kasus positif di daerah tersebut.

“Per tanggal 1 Juni, lebih dari 90 persen dari seluruh tempat tidur terisi. Ini adalah kondisi yang sangat memprihatinkan,” ujar Wiku saat konferensi pers, Jumat (4/6).

Wiku kemudian menjelaskan kondisi kasus Covid-19 di daerah ini yang menyebabkan terjadinya kenaikan tajam keterisian tempat tidur baik di ruang isolasi maupun di ruang ICU rumah sakit rujukan Covid-19. Ia mengatakan, Kudus mengalami kenaikan kasus positif secara signifikan dalam satu pekan, yakni naik lebih dari 30 kali lipat dari 20 kasus menjadi 929 kasus.

Sehingga kasus aktif di Kudus pun mencapai 1.280 kasus atau 21,48 persen dari total kasus positifnya.“Ini adalah angka yang cukup besar bila dibandingkan dengan kasus aktif nasional yang hanya 5,47 persen,” jelas Wiku.

Karena itu, Satgas meminta agar pemerintah daerah setempat dapat langsung berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Terutama jika terdapat kesulitan dalam melakukan penanganan medis mengingat kondisi keterisian tempat tidur di rumah sakit yang sangat tinggi.

Selain itu, pemda juga dapat berkoordinasi dengan kabupaten kota di sekitarnya untuk merujuk pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.“Ingatlah bahwa manajemen penanganan pasien yang baik akan meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian,” ucap Wiku.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement