Selasa 08 Jun 2021 05:15 WIB

Polisi Israel Kembali Tangkap Aktivis Palestina

Polisi Israel Kembali Tangkap Aktivis Palestina.

Rep: Puti Almas/ Red: Muhammad Hafil
Polisi Israel berjaga-jaga pada demonstrasi oleh aktivis Israel untuk mendukung warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem timur, di mana puluhan keluarga menghadapi penggusuran paksa dari rumah mereka oleh pemukim Israel, Jumat, 28 Mei 2021.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Polisi Israel berjaga-jaga pada demonstrasi oleh aktivis Israel untuk mendukung warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem timur, di mana puluhan keluarga menghadapi penggusuran paksa dari rumah mereka oleh pemukim Israel, Jumat, 28 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV — Kepolisian Israel menangkap seorang aktivis muda yang menentang langkah negara itu mengusir puluhan keluarga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem untuk dijadikan pemukiman Yahudi. 

Penangkapan terjadi hanya satu hari setelah polisi Israel menahan seorang reporter Aljazirah bernama Govara Budeiri yang meliput protes di lingkungan Sheikh Jarrah. Ia ditahan selama empat jam sebelum akhirnya dibebaskan dan dikirim ke rumah sakit karena tangannya cedera. 

Baca Juga

Selain itu, rekaman video menunjukkan aktivis terkemuka Palestina Muna el-Kurd di hari yang sama juga ditangkap dan diborgol dari rumahnya. Sebelumnya, saudara kembarnya juga ditahan. 

Awal tahun ini, tindakan keras polisi di Sheikh Jarrah dan bagian lain Yerusalem timur memicu kerusuhan selama berminggu-minggu yang membantu memicu perang 11 hari antara Israel dan pejuang Hamas di Jalur Gaza. Ketegangan itu kembali memanas lagi pekan ini. 

Keluarga el-Kurd di Sheikh Jarrah telah berada di garis depan selama berbulan-bulan protes terhadap penggusuran yang direncanakan. Ayah El-Kurd, Nabil, mengatakan polisi menyerbu rumah dalam jumlah besar dan dengan cara biadab.

“Saya sedang tidur dan menemukannya di kamar saya,” ujar Nabil dilansir The Irish Independent, Senin (7/6).

Polisi Israel disebut akan mengadakan konsultasi mengenai apakah pawai, yang semula direncanakan berlangsung ketika perang meletus pada 10 Mei. Di Sheikh Jarrah, pemukim Yahudi telah melakukan kampanye selama puluhan tahun untuk mengusir keluarga-keluarga dari lingkungan padat penduduk Palestina di luar tembok Kota Tua. 

Daerah itu adalah salah satu bagian paling sensitif dari Yerusalem Timur, yang merupakan rumah bagi situs-situs suci bagi orang Yahudi, Kristen dan Muslim. Ini juga adalah wilayah yang direbut Israel pada 1967 dan dianeksasi dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.

Israel memandang seluruh Yerusalem sebagai ibu kota negaranya. Sementara, Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement