REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkait calon presiden (capres) 2024. Jazilul meyakini pada sisa tiga tahun menjelang pilpres, dinamika capres masih bisa berubah.
"Saya hanya ingin mengatakan bahwa, segala kemungkinan terkait calon-calon presiden karena waktunya masih cukup panjang, ini dinamikanya masih akan luar biasa bisa berubah," kata Jazilul dalam diskusi hasil survei SMRC yang digelar secara daring, Ahad (13/6).
Ia juga mengingatkan pada dua tahun sebelum pilpres 2004. Kala itu, figur seperti Joko Widodo belum tampak. Namun ketika mendekati pilpres, elektoral Jokowi langsung tinggi.
"Kalau Pak Prabowo seperti hasil survei SMRC, memang karena beliau sudah berulang kali nyalon sehingga elektoralnya atau popularitasnya cukup tinggi dibanding yang lain," ucapnya.
Sementara itu terkait munculnya nama-nama capres dari kalangan kepala daerah, ia memahami bahwa hal tersebut tidak lepas dari kondisi covid-19 saat ini. Jazilul menegaskan, PKB akan terus berusaha agar kader PKB bisa ikut dalam kontestasi pilpres ke depan.
"Capres cawapres memiliki efek terhadap peningkatan suara partai," ujarnya.
Sebelumnya SMRC merilis hasil survei terbaru bertajuk 'Partai Politik dan Calon Presiden: Sikap Pemilih Pasca 2 Tahun Pemilu 2019'. Dalam simulasi semi terbuka dengan 42 nama, diketahui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, unggul dengan 21,5 persen. Disusul Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di angka 12,6 persen, dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan elektabilitas 12 persen.