Selasa 15 Jun 2021 12:39 WIB

Studi: Pfizer Efektif 79 Persen Efektif Lawan Varian Delta

Pfizer ampuh 92 persen efektif terhadap varian Alpha.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pekerja medis Palestina menerima vaksin Pfizer-BioNTecha melawan covid19 di Pusat Medis Palestina di kota Dura, Tepi Barat, 10 Juni 2021. Menurut Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila 404.142 orang divaksinasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Foto: EPA/ABED AL HASHLAMOUN
Seorang pekerja medis Palestina menerima vaksin Pfizer-BioNTecha melawan covid19 di Pusat Medis Palestina di kota Dura, Tepi Barat, 10 Juni 2021. Menurut Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila 404.142 orang divaksinasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Berdasarkan data penelitian awal, dua dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNtech efektif melawan varian Delta Covid-19. Penelitian mencakup pada 19.543 kasus Covid-19 dan 377 rawat inap di antara 5,4 juta orang. Penelitian ini meliputi 7.723 kasus dan 134 rawat inap pada pasien dengan varian Delta.

Hasilnya, empat belas hari pasca menerima dosis kedua, para peneliti menemukan bahwa Pfizer ampuh 92 persen efektif terhadap varian Alpha yang pertama kali diidentifikasi di Inggris. Vaksin ini 79 persen efektif terhadap varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India. Sementara itu, vaksin AstraZeneca memberikan perlindungan 73 persen terhadap varian Alpha dan 60 persen terhadap varian Delta.

Baca Juga

“Itu perbedaan yang cukup signifikan,” kata Dr. Eric Arts, seorang profesor di departemen mikrobiologi dan imunologi Universitas Barat, dikutip Global News, Selasa (15/6).

Setelah 28 hari pasca vaksinasi, perlindungan untuk vaksin AstraZeneca mengalami penurunan yang kurang baik. Hal itu berbeda dengan vaksin Pfizer.

Data juga menunjukkan bahwa risiko rawat inap di antara mereka yang terinfeksi varian Delta adalah dua kali lipat dari varian Alpha. Terutama pada responden dengan lima atau lebih penyakit penyerta medis yang parah. Studi ini diterbitkan oleh Lancet pada Senin (14/6).

Terlepas dari temuan mereka, para peneliti mendesak agar tidak menggunakan data untuk membandingkan vaksin satu sama lain karena perbedaan responden yang menerima setiap jenis suntikan. Perbedaan itu, juga termasuk pada seberapa cepat kekebalan dikembangkan dengan setiap suntikan.

"Inti dari penelitian ini menunjukkan bahwa Anda benar-benar membutuhkan dua dosis. Satu dosis tidak cukup." kata Omar Khan, asisten profesor teknik biomedis di University of Toronto. 

Studi lain dari Public Health England menemukan bahwa dua dosis vaksin, aktif lebih dari 90 persen untuk mencegah orang masuk rumah sakit karena Covid-19. Studi yang juga diterbitkan Senin kemarin itu, menganalisis catatan medis dari 14 ribu orang yang telah terinfeksi varian Delta antara 12 April dan 4 Juni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement