Ahad 11 Jul 2021 16:31 WIB

AS Cemaskan Varian Covid Hambat Pemulihan Ekonomi Global

Menkeu AS menyebut dunia perlu melakukan lebih banyak untuk atas Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Jennet Yellen, Menteri Keuangan AS
Foto: Google.com
Jennet Yellen, Menteri Keuangan AS

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan sangat prihatin atas penyebaran varian baru Covid-19 di dunia. Dia mencemaskan risiko yang dapat ditimbulkan hal tersebut terhadap pemulihan ekonomi global akibat pandemi.

 

Baca Juga

“Kami sangat prihatin dengan varian Delta dan varian lain yang bisa muncul dan mengancam pemulihan. Kita adalah ekonomi global yang terhubung, apa yang terjadi di belahan dunia mana pun memengaruhi semua negara lain,” kata Yellen kepada awak media seusai pertemuan G20 di Venesia, Italia, Ahad (11/7).

 

Dia menekankan pentingnya kerja sama dalam merespons dan menangani penyebaran berbagai varian Covid-19. “Kami menyadari pentingnya bekerja sama untuk mempercepat proses vaksinasi dan memiliki tujuan hendak memvaksinasi 70 persen populasi dunia tahun depan,” ujarnya.

 

Menurut Yellen, banyak yang telah dilakukan untuk membiayai pembelian vaksin oleh negara-negara berkembang. Namun dia menilai, dunia perlu melakukan lebih banyak, termasuk mengirim obat-obatan serta peralatan pelindung.

 

Dalam pertemuan G20, para perwakilan negara anggota mendengar pendapat panel ahli tentang pentingnya investasi, setidaknya 75 miliar dolar AS selama lima tahun ke depan, guna mempersiapkan dan mencoba mencegah pandemi berikutnya. “Meskipun kami fokus pada jangka menengah dan panjang, kami tentu menyadari bahwa kami juga perlu berbuat lebih banyak dalam waktu dekat,” kata Yellen.

 

Dia mengungkapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan Bank Dunia, telah membentuk satuan tugas untuk mengerjakan hal tersebut. Yellen menyebut, negara anggota G20 meminta terdapat laporan rutin bulanan yang memperlihatkan bagaimana pekerjaan tersebut berjalan. “Tapi tentu saja, varian (Covid-19) mewakili ancaman bagi seluruh dunia,” ucap Yellen. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement