REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Amerika Serikat (AS) akan mulai mengevakuasi warga Afghanistan yang membantu militer Amerika dan mitranya selama perang 20 tahun di Afghanistan.
"Operation Allies Refuge" akan mulai merelokasi warga Afghanistan yang "berminat dan memenuhi syarat" dan keluarga mereka pada minggu terakhir bulan Juli, kata pejabat senior pemerintah dalam sebuah pernyataan yang dikirim kepada Anadolu Agency.
Pejabat itu tidak berwenang untuk berkomentar secara terbuka tentang masalah ini.
Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk memastikan orang-orang yang membantu AS - termasuk sebagai penerjemah dan juru bahasa - dan keluarga mereka dilindungi di tengah penarikan AS yang sedang berlangsung dari Afghanistan yang diperkirakan akan selesai pada akhir Agustus. Lebih dari 95 persen dari proses penarikan itu telah selesai, kata komando militer AS awal pekan ini.
Ada sekitar 18.000 warga Afghanistan yang sedang mengajukan permohonan visa khusus yang akan membuka peluang untuk mereka dan keluarga mereka pergi ke AS. AS berencana untuk memindahkan sementara individu ke negara pihak ketiga saat proses pengajuan mereka berjalan.
Biden telah berkomitmen untuk memulai penerbangan warga tersebut pada Juli di tengah tekanan, dan pejabat itu mengatakan bahwa janji itu akan dipenuhi. Penerbangan tersebut dijadwalkan karena Taliban terus membuat kemajuan di medan perang melawan pasukan pemerintah Afghanistan karena kekhawatiran meningkat atas daya tahan pemerintah pusat.
Pejabat itu mengungkapkan bahwa AS "yakin" bahwa militer Afghanistan memiliki kemampuan untuk mencegah serangan.
“Seperti yang dijelaskan Presiden, AS tetap yakin bahwa militer Afghanistan memiliki alat dan kemampuan untuk membela negara mereka dan konflik pada akhirnya harus diselesaikan di meja perundingan,” kata pejabat itu.