Kamis 15 Jul 2021 22:28 WIB

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 1,32 Miliar Dolar AS

Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan selama 14 bulan berturut-turut.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Truk kontainer melintas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (12/7/2021). Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan selama 14 bulan berturut-turut.
Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Truk kontainer melintas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (12/7/2021). Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan selama 14 bulan berturut-turut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 1,32 miliar dolar AS pada Juni 2021. Sebab, nilai ekspornya sebesar 18,55 miliar dolar AS dan nilai impornya sebesar 17,23 miliar dolar AS.

"Dari grafik yang ada, surplus ini menggembirakan. Sejak Mei 2020 sampai Juni 2021, neraca perdagangan kita surplus terus. Ini kabar baik 14 bulan terakhir neraca perdagangan kita surplus," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7).

Baca Juga

Surplusnya neraca perdagangan selama 14 bulan berturut-turut menurutnya, menandakan perekonomian Tanah Air mengarah ke pemulihan. "Ekspor meningkat neraca perdagangan meningkat tren pemulihan masih terjadi sampai tahun depan surplus terus terjadi, agar ekonomi kita semakin lama semakin baik dan keluar dari kondisi sekarang," tutur dia.

Jika dilihat dari kinerja ekspor, lanjutnya, terjadi peningkatan 54,46 persen pada Juni 2021, dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya. Kemudian, nilai impor pada Juni 2021 juga naik 60,12 persen jika dibandingkan Juni 2020.

Margo menjelaskan, kenaikan ekspor didorong oleh kenaikan beberapa harga komoditas yang terus berlanjut. Sementara komoditas yang menyumbang surplus yakni bahan bakar mineral, lemak, minyak hewan nabati, dan besi baja.

Ia menyebutkan, harga minyak mentah Indonesia atau ICP naik 7,42 persen pada Juni 2021 jika dibandingkan bulan sebelumnya atau month on month (mom). Sementara secara tahunan atau year on year (yoy) naik 91,47 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Lalu harga batu bara melonjak 21,42 persen secara mom  atau 148,94 persen secara yoy. Kemudian nikel naik 2,29 persen secara mom atau 21,27 persen secara yoy, dan timah naik 0,79 persen secara mom atau 93,3 persen secara yoy.

Negara yang menyumbang surplus dalam neraca perdagangan Juni 2021, kata dia, yaitu Amerika Serikat (AS) Filipina, dan Malaysia. Masing-masing sebesar 1.341 juta dolar AS, 649,7 juta dolar AS, dan 322,3 juta dolar AS.

Margo menuturkan, surplusnya neraca perdagangan nasional akan berdampak positid terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebab, ekspor merupakan komponen dari pertumbuhan ekonomi.

"Tapi pengaruhnya seberapa besar, kita lihat dulu pada 5 Agustus 2021. Namun surplus ini pasti pengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional akan semakin bagus," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement