Selasa 20 Jul 2021 05:10 WIB

Hukum Memotong Rambut dan Kuku Bagi Sohibul Qurban

Ritual qurban harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Hukum Memotong Rambut dan Kuku Bagi Sohibul Qurban
Foto: pxhere
Hukum Memotong Rambut dan Kuku Bagi Sohibul Qurban

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Arsyad Arifi, Ketua PCIM Yaman

Berkurban merupakan suatu penebusan diri atas dosa-dosa seorang hamba dihadapan Allah SWT. Maka dari itu ritual ini harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga

Salah satunya adalah dengan mengikuti seluruh kesunnahannya dan menjauhi kemakruhannya baik sebelum, sesaat atau sesudah berkurban. Diantaranya adalah memotong rambut dan kuku bagi shohibul kurban, bagaimana hukumnya?

Ulama menjelaskan bahwasannya hukum memotong rambut dan kuku bagi shohibul kurban bagi shohibul kurban jika telah memasuki sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah adalah makruh. Kemakruhan tersebut terus bertahan hingga menyembelih hewan yang dikurbankan. Hal ini berasal dari hadis Syh. Ummu Salamah,

عن أم سلمة رضي الله عنها قالت قال رسول الله صلى الله عليه و سلم (إذا دخل العشر و أراد أحدكم أن يضحى فلا يمس من شعره شيئا) رواه مسلم

Artinya: ”Apabila telah masuk hari kesepuluh (bulan Dzulhijjah), dan salah seorang darimu ingin berkurban, maka ia tidak memotong rambut dan kukunya” (HR Muslim)

Adapun larangan pada hadis Ummu Salamah ra. diatas bukan bermaksud haram akan tetapi makruh. Karena hadis riwayat Syh. Aisyah ra,

(كنت افتل قلائد هدى رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم يقلده ويبعث به ولا يحرم عليه شئ احله الله له حتى ينحر هديه) (رواه البخاري ومسلم)

Artinya: “Aku memintal kalung hadyu (sembelihan haji) Rasulullah SAW kemudian beliau mengalungkannya lalu mengutusnya dengan kalung itu, dan tidak mengharamkan suatu apapun yang telah dihalalkan oleh Allah SWT sampai menyembelihnya.” (HR. Bukhari-Muslim)

 

sumber : Suara Muhammadiyah
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement