Selasa 20 Jul 2021 13:05 WIB

Polisi AS Diminta Lembur untuk Atasi Kekerasan Senjata

AS bergulat dengan peningkatan kekerasan senjata yang berkelanjutan

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nur Aini
Polisi Amerika Serikat di lokasi penembakan (ilustrasi).
Foto: Matt Stone/The Boston Herald via AP
Polisi Amerika Serikat di lokasi penembakan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Wali Kota Distrik Kolombia, Muriel Bowser mengatakan, kepolisian Washington saat ini tengah diarahkan untuk memenuhi keamanan kota dan memerangi kekerasan senjata berkelanjutan. Hal itu dilakukan, kata dia, meski para petugas selesai bekerja atau memaksanya lembur.

 

Baca Juga

"Karena Dewan mengharuskan kami melaporkan setiap bulan tentang penggunaan lembur polisi, dan saat memulai reses musim panas, saya menulis bahwa saya mengarahkan Departemen Kepolisian Metropolitan untuk menggunakan lembur yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan keselamatan publik kami," kata Bowser dikutip Sputnik, Selasa (20/7)

Arahan tersebut, datang pasca-penembakan muncul akhir pekan lalu. Dalam aksi tersebut, anak perempuan berusia enam tahun meninggal dan enam orang lainnya terluka. Penembakan tersebut, belum termasuk penembakan di pertandingan bisbol, dua orang tertembak.

"Selama setahun terakhir, District of Columbia telah bergulat dengan peningkatan kekerasan senjata yang berkelanjutan. Insiden mengerikan akhir pekan lalu, termasuk pembunuhan tragis Nyiah Courtney yang berusia enam tahun, menggambarkan seberapa jauh kita masih harus mengatasi penembak kurang ajar di lingkungan kita," tutur Bower.

 

Beberapa waktu sebelumnya, Presiden AS, Joe Biden, memang diketahui meminta pemerintahannya untuk menindak kekerasan senjata dalam mengantisipasi lonjakan kriminal di musim panas. Menindaklanjutinya, Washington DC diputuskan untuk menjadi salah satu dari lima kota yang akan menjadi rumah bagi satuan tugas baru dalam memerangi perdagangan senjata ilegal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement