Ahad 25 Jul 2021 16:17 WIB

Cuaca Panas Jadi Kendala Utama Turnamen Tenis Olimpiade

Cuaca di Jepang capai 34 derajat celcius saat turnamenTenis Olimpiade berlangsung.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Nora Azizah
Pemain tenis asal Rusia, Anastasia Pavlyuchenkova.
Foto: EPA/YOAN VALAT
Pemain tenis asal Rusia, Anastasia Pavlyuchenkova.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Finalis Prancis Terbuka Anastasia Pavlyuchenkova, harus menggunakan tabung oksigen saat timeout. Ia bahkan frustasi karena kurangnya es yang disediakan di sisi lapangan. Pemain Jerman Mona Barthel dengan 10 kesalahan ganda saat kalah dari Iga Swiatek, karena sinar matahari yang silau membuat pemain kesulitan untuk melihat bola.

Panas dan kelembapan dengan cepat menjadi masalah utama dalam turnamen tenis di Olimpiade Tokyo. Suhu mencapai 34 derajat celcius, dengan indeks panasnya terasa lebih dari 38 derajat celcius.

Baca Juga

''Anda merasa tidak enak badan. Jadi saya tidak menikmatinya sama sekali,'' kata Pavlyuchenkova, dikutip dari Japantoday, Ahad (25/7).

Meski demikian, Pavlyuchenkova mampu mengalahkan Sara Errani dari Italia 6-0,6-1. Sementara Swiatek, juara Prancis Terbuka tahun lalu dari Polandia, mengalahkan peringkat 172 Barthel 6-2,62 dalam pertandingan pembuka di Centre Court.

Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, juga mengaku kesulitan bertanding dengan cuaca panas, meski menang atas Hugo Dellien dari Bolivia dengan skor 6-2, 6-2. ''Anda terus menerus mengalami dehidrasi. Tidak ada sirkulasi udara,'' kata Djokovic.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement