Senin 26 Jul 2021 01:34 WIB

Politikus Nasdem: Jangan Ada Pihak yang Politisasi Pandemi

Politikus Nasdem mengatakan masih ada pihak coba mempolitisasi penanganan pandemi

 Irma Suryani Chaniago
Foto: Antara/Dede Rizky Permana
Irma Suryani Chaniago

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Nasdem, Irma Suryani Chaniago, yakin desakan agar Jokowi mundur dari jabatan presiden yang akhir-akhir ini ramai di media sosial, bukan aspirasi rakyat. Menurutnya tidak tepat jika penanganan pandemi hanya dibebankan kepada pemerintah atau Presiden Joko Widodo saja.

"Ini hanya kerjaan oknum-oknum yang belum move on," katanya dalam keterangan tertulis.

Baca Juga

Irma Suryani mengatakan, negara manapun di dunia kesulitan menangani pandemi Covid-19. Di Indonesia, kondisinya semakin sulit karena banyak yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Belum lagi provokasi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan pernyataan yang kontraproduktif tidak perang melawan virus ini," ujarnya.

Menurutnya, tidak tepat kalau penanganan pandemi hanya dibebankan kepada pemerintah atau Presiden Joko Widodo. Memutus rantai penyebaran Covid-19 harus dengan semangat gotong royong. Irma berharap tidak ada pihak yang mempolitisasi penanganan pandemi untuk kepentingan tertentu, apalagi sampai ingin merebut kekuasaan. 

"Pemerintah kerja dari kaki ke kepala, kepala ke kaki, harusnya didukung. Minimal bantu jangan biarkan konstituen diajak aksi (unjuk rasa), tapi keselamatan mereka dari Covid-19 diserahkan kepada pemerintah," tegasnya.

Sedangkan politikus Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menilai desakan Jokowi mundur hanya berisik di Twitter. Tidak ada relevansinya dengan keinginan publik sesungguhnya. 

"Yang pasti ada segelintir elite yang tidak mampu menahan syahwat untuk berkuasa di Republik ini, sehingga memanfaatkan pandemi Covid-19 sebagai jalan untuk merebutnya dengan cara inkonstitusional," ujar Inas.

Inas mengatakan elite-elite di balik desakan Jokowi mundur itu tidak ada yang baru. Inas mengatakan, mereka tidak lagi tampil di depan, tapi memanfaatkan kelompok di luar partai untuk unjuk rasa.

Dia mengingatkan siapapun agar menolak dimanfaatkan kelompok tertentu untuk menyuarakan agenda politik, apalagi di masa pandemi. Potensi penyebaran Covid-19 saat unjuk rasa sangat besar, karena ada kerumunan orang. 

"Anak muda, mahasiswa, dan pelajar Indonesia harus cerdas dan cermat. Jangan mau dikorbankan nyawanya hanya untuk kepentingan elite nasional yang gila kekuasaan dan mencari kesempatan saat bangsa dalam kesempitan," ujar Inas.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement