REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan bioskop Cineworld, mengumumkan bahwa mereka telah mendapat kredit pinjaman sebesar 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,8 triliun (kurs Rp 14.434). Jejaring bioskop yang memiliki pasar utama di AS, Inggris dan Eropa ini terpaksa harus mengambil pinjaman lantaran pandemi Covid-19 telah menutup pintu bioskop.
Menurut pernyataan Cineworld, pinjaman tambahan yang memiliki jatuh tempo pada Mei 2021 itu ini tidak berpengaruh pada rerata biaya utang atau cost of debt perusahaan.
Didukung oleh pembukaan kembali bioskop di pasar utamanya, Cineworld juga telah menyetujui amandemen perjanjian pada beberapa fasilitas utang yang ada, termasuk mengurangi persyaratan likuiditas minimum dan melonggarkan pembatasan penggunaan uang tunai.
Perusahaan yang berbasis di Inggris tersebut menilai bahwa pinjaman itu akan cukup untuk menopang biaya operasional hingga Covid-19 mereda. Sebelumnya, Cineworld juga telah mendapat suntikan dana sebesar 203 juta dolar AS pada Mei 2021, dan obligasi konversi sebesar 213 juta dolar AS pada Maret 2021.
“Likuiditas tambahan yang diumumkan hari ini, memberi keleluasan kepada perusahaan untuk kembali beroperasi dengan prima jika bioskop telah dibuka di seluruh dunia,” kata Mooky Greidinger, CEO Cineworld dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Hollywood Reporter, Jumat (30/7).
“Kami memantau evolusi virus dan potensi dampaknya terhadap bisnis kami, tetapi kami sangat senang dengan potensi deretan film yang belum pernah terjadi sebelumnya di paruh kedua tahun 2021. Kami tetap yakin dengan prospek bisnis kami dan terus berharap dapat menyambut penonton dengan baik,” tambah Greidinger.