REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah laporan besar baru menunjukkan jumlah masjid dan jamaah di Amerika Serikat (AS) terus bertambah meskipun permusuhan terhadap Islam meningkat.
Dilansir dari 5 Pillars UK, Ahad (8/8), Survei Masjid AS 2020 oleh Institute for Social Policy Understanding (ISPU) baru saja dirilis. Laporan ini mengatakan ada 2.769 masjid di AS, meningkat 31 persen dari jumlah 2.106 masjid pada 2010.
Adapun kekuatan pendorong utama untuk peningkatan masjid adalah ekspansi stabil populasi Muslim di Amerika karena imigrasi dan tingkat kelahiran. Selain itu, hampir seperempat (24 persen) jamaah masjid berusia 18-34 tahun. Hal ini menunjukkan masjid tidak kalah dalam pertempuran hati dan pikiran kaum muda Muslim dewasa, tetapi mereka juga belum memenangkan pertempuran tersebut.
Laporan itu menyatakan, masjid lebih banyak berada pinggiran kota (suburban). Hal ini karena penurunan besar terjadi dalam jumlah masjid yang terletak di kota kecil dan di pusat kota besar. Pada 2010, 17 persen masjid ditemukan di pusat kota, tetapi pada 2020 angka itu turun menjadi enam persen. Penurunan ini kemungkinan besar terkait dengan penurunan masjid Afrika-Amerika dan perpindahan umum masjid ke lokasi pinggiran kota.
Sementara sholat Jumat rata-rata terdapat 410 jamaah pada 2020, dibandingkan dengan 353 pada 2010, yang sama dengan peningkatan 16 persen. Hampir tiga perempat (72 persen) masjid mencatat peningkatan kehadiran shalat Jumat 10 persen atau lebih.
Jumlah jamaah masjid, yang diukur dengan jumlah umat Islam yang menghadiri shalat Idul Fitri setelah Ramadhan, meningkat menjadi 1.445. Angka tersebut meningkat 16 persen dari jumlah 2010 sebanyak 1248.
Namun, jumlah mualaf di masjid menurun drastis. Dari 15,3 mualaf per masjid pada 2010, rata-rata jumlah mualaf pada 2020 adalah 11,3. Alasan utamanya adalah penurunan mualaf Afrika-Amerika, terutama di masjid-masjid Afrika-Amerika.
Pada 2020, masjid Afrika-Amerika terdiri dari 13 persen dari semua masjid, tetapi pada 2010 masjid Afrika-Amerika menyumbang 23 persen dari semua masjid, dengan penurunan 43 persen. Menurut ISPU, ini sangat penting mengingat Muslim Afrika-Amerika menyumbang sekitar 28 persen dari semua Muslim Amerika.
Penyebab yang jelas penurunan mualaf Afrika-Amerika ada pada ketidakmampuan masjid menarik dan memelihara orang dewasa muda Afrika-Amerika, dan penuaan keseluruhan Muslim Afrika-Amerika. Disebutkan banyak di antaranya berpindah agama pada 1960-an dan 1970-an.
Dalam satu dekade terakhir (2010-2019), sebanyak 35 persen masjid menghadapi perlawanan yang signifikan dari lingkungan atau kota ketika mereka mencoba mendapatkan izin untuk pindah, memperluas, atau membangun. Sebagai perbandingan, dari 1980-2009 persentase rata-rata masjid yang menemui perlawanan adalah 25 persen. Rupanya, sikap negatif terhadap umat Islam tumbuh dalam dekade terakhir.
Anggaran rata-rata masjid pada 2020 adalah 276.500 dolar AS, dan anggaran median 80 ribu dolar AS. Ini adalah peningkatan substansial dari anggaran rata-rata tahun 2010 sebesar 167.600 dolar AS, dan anggaran median sebesar 70 ribu dolar AS.