REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Komisi IX DPR Meiki Laka Lena menilai penanganan Covid-19 masih on the track atau berada di jalur yang sudah diprediksi pemerintah. Ia mengapresiasi kinerja Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto yang sudah membuat peta jalan penanganan Covid-19 secara baik.
“Penanganan Covid-19 masih berjalan pada relnya,” tutur Melki dalam keterangan, Senin (9/8).
Melki menambahkan, penanganan pandemi Covid-19 membutuhkan kerja sama dari semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, maupun swasta dan masyarakat. Ia mengatakan, hasil kerja keras semua pihak mulai terlihat dengan tren kasus positif Covid-19 yang terus turun. Politikus Partai Golkar ini mengimbau masyarakat mendukung program-program yang sudah dikeluarkan KPCPEN. Bukan hanya fokus pada sektor kesehata, tetapi pemerintah juga tetap memikirkan pemulihan ekonomi nasional.
Menurut Melki, berdasarkan data terkini Satgas Penanganan Covid-19, kondisi sudah mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan. Misalnya, pasien sembuh makin banyak. Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah memang menurunkan tingkat kematian akibat Covid-19.
Wakil rakyat daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur (NTT) II ini menegaskan, sejumlah tokoh politik tetap bisa berkontribusi meskipun berlatar belakang partai politik. Airlangga, Puan Maharani, atau Muhaimin Iskandar tetap bisa ikut membantu menurunkan tingkat persebaran Covid-19. “Pak Airlangga Hartarto senantiasa berbicara tentang target penurunan persebaran Covid-19, menjadi di bawah 10 ribu orang perhari. Itu harus kita dukung. Pertumbuhan ekonomi juga sudah membaik, kuartal kedua tahun 2021 ini mencapai 7,07 persen,” tegasnya.
Melki menilai adanya tudingan kondisi penyebaran Covid-19 yang bergeser ke luar Jawa-Bali harus disikapi dengan bijak. Menurutnya, ada perbedaan besar terkait kondisi antara Jawa-Bali dengan daerah di luar itu. Namun, ia memastikan akan terus mengingatkan pemerintah agar tetap on the track pada penanganan Covid-19, baik di Jawa-Bali, maupun di luar kedua pulau itu.
“Jawa dan Bali relatif terkendali, sementara di luar Jawa dan Bali relatif fluktuatif. Ini yang harus kita sadari, adanya perbedaan itu,” ujar Melki.