REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Provinsi Helmand, Afghanistan mengatakan Taliban diduga menculik jurnalis dan membunuh seorang manajer stasiun radio di provinsi tersebut. Laporan ini menjadi serangan terbaru Taliban pada pekerja media.
Pria bersenjata menembak manager Radio Paktia Ghag dan seorang petinggi organisasi hak asasi manusia yang membantu media independen Afghanistan, NAI. Serangan ini merupakan pembunuhan berencana.
"Omari dibunuh orang orang tak dikenal, ia orang liberal, ia menjadi target pembunuhan karena bekerja independen," kata kepala NAI Mujeeb Khelwatgar, Senin (9/8).
Pemerintah di Kabul menduga serangan tersebut dilakukan anggota Taliban. Bulan lalu NAI melaporkan tahun ini setidaknya sudah 30 jurnalis dan pekerja media yang dibunuh, dilukai, atau diculik kelompok milisi Afghanistan.
Pemerintah di selatan Provinsi Helmand mengatakan anggota Taliban menculik jurnalis setempat, Nematullah Hemat, dari rumahnya di Laskhar Gah yang merupaka ibu kota Provinsi Helmand.
"Sama sekali tidak ada petunjuk di mana Taliban membawa Hemat, kami benar-benar panik," kata kepala stasiun televisi swasta Gharghasht TV tempat Hemat bekerja, Razwan Miakhel.
Juru bicara Taliban mengaku tidak memiliki informasi mengenai pembunuhan di Kabul atau penculikan jurnalis di Helmand. Koalisi organisasi media di Afghanistan menulis surat ke Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan House of Representative.
Mereka meminta agar jurnalis Afghanistan dan staf pendukungnya mendapat visa imigrasi khusus. Taliban telah merebut tiga kota sebelah utara Afghanistan selama akhir pekan kemarin.
Mereka mengancam akan merebut semakin banyak kota di negara itu. Taliban telah mengintensifkan serangan ke pasukan pemerintah Afghanistan setelah Washington mengumumkan akan mengakhiri operasi militer mereka di negara itu pada akhir bulan depan.