REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Charta Politika dalam survei terbarunya menempatkan Partai Demokrat di urutan ke-6 elektabilitas partai politik tertinggi. Merespons hasil tersebut, Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengatakan, dalam membangun elektabilitas tidak bisa instan.
"Membangun elektabilitas butuh proses. Ada dinamika dan interaksi timbal balik antara kompetensi, reputasi dan integritas dalam ruang dan waktu yang mesti dipresentasikan kepada publik, karenanya butuh waktu, tak bisa instan," kata Kamhar kepada Republika, Jumat (13/8)
Kendati demikian, dirinya menghargai dan menyambut baik hasil survei tersebut. Menurutnya, Partai Demokrat selalu menempatkan hasil survei sebagai referensi penting dalam merumuskan dan mengevaluasi dinamika dan kerja-kerja politik yang dijalankan.
Diketahui juga dalam survei tersebut elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berada di posisi ke-6 dengan 4,2 persen dalam simulasi 10 nama elektabilitas calon presiden potensial tertinggi. Angka tersebut dinilai belum menunjukan kenaikan yang signifikan, apalagi baliho AHY sudah terpasang di sejumlah daerah.
Menanggapi itu, Kamhar mengatakan, pemasangan baliho untuk meningkatkan popularitas adalah pilihan cara yang lazim digunakan dan cukup efektif namun tak selalu berbanding lurus dengan peningkatan elektabilitas. "Baliho, spanduk, dan sejenisnya merupakan variasi street media sebagai pendukung serangan darat dalam suatu pemenangan," ujarnya.
Meskipun demikian, Kamhar menegaskan, bahwa Partai Demokrat belum menjadikan pemasangan baliho sebagai kebijakan organisasi mengingat situasi bangsa saat ini yang masih dihadapkan pada pandemi Covid-19. Dia mengungkapkan, Partai Demokrat sampai saat ini masih menempatkan kerja-kerja sosial membantu meringankan beban rakyat yang terdampak krisis kesehatan dan krisis ekonomi akibat covid-19.
Adapun baliho AHY yang sebelumnya terpasang menurutnya adalah bersifat tematik atau insidensial. "Seperti saat Pilkada serentak 2020 yang lalu, kegiatan Mas Ketum AHY saat safari Ramadhan, dan yang dipasang oleh struktur partai di daerah sebagai penegasan komitmen dan keberpihakan saat menghadapi gerombolan Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD) yang dipimpin KSP Moeldoko beberapa waktu yang lalu," tuturnya.